Badai salju yang mematikan melanda wilayah Buffalo, New York, pada hari Natal (25/12). Badai tersebut membuat sejumlah pengendara terperangkap di dalam mobil, menyebabkan putusnya aliran listrik, dan menambah jumlah korban tewas akibat badai musim dingin parah yang melanda seantero Amerika Serikat.
Intensitas badai tersebut dan naiknya jumlah korban tewas membuat Gubernur New York Kathy Hochul mendeklarasikan bahwa negara bagian itu tengah "berperang melawan alam."
Sebanyak 28 orang dilaporkan tewas di seluruh AS dalam insiden yang berkaitan dengan badai musim dingin tersebut, menurut data yang dihimpun oleh NBC News. Sementara CNN melaporkan jumlah korban tewas mencapai 26.
Dalam konferensi pers, Hochul mengatakan jumlah korban tewas di wilayah Buffalo, New York, mencapai tujuh orang. Salju di wilayah tersebut dilaporkan telah mencapai setinggi 1,2 meter pada Minggu (25/12).
"Ketakutan terbesar saya adalah jumlah (korban) akan meningkat. Kami mengantisipasi bahwa ada sejumlah individu yang kemungkinan tewas membeku di dalam rumah atau di dalam kendaraan yang masih belum ditemukan," kata Hochul.
Beberapa dari empat korban tewas di Buffalo pada Minggu ditemukan dalam kondisi terjebak di dalam kendaraan dan tumpukan salju, ungkap pihak berwenang.
Your browser doesn’t support HTML5
Hochul mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah menjalin kontak dengan Gedung Putih dan mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden mendukung permintaan negara bagiannya untuk mendeklarasikan situasi darurat bencana.
"Kecepatan angin hampir mencapai 80 mil per jam. Itu belum pernah terjadi sebelumnya," kata Hochul, seraya menambahkan badai salju yang melanda New York saat ini merupakan yang terlama dalam sejarah. [jm/em/rs]