Gunung Sinabung kembali erupsi pada Rabu (20/1) sekitar pukul 05.25 WIB. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi kurang lebih 3 menit 21 detik. Namun, Petugas Pos Pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra mengatakan tinggi kolom abu dari erupsi Sinabung tidak teramati.
Armen menambahkan saat ini masih terlihat asap putih tebal di sekitar puncak dari Sinabung. Puncak Sinabung juga terlihat tidak terlalu jelas.
"Untuk arah angin masih mengarah ke timur dan tenggara," ujar Armen kepada VOA, Rabu (20/1) siang.
Masih kata Armen, Sinabung telah erupsi sebanyak 25 kali sejak 1 Januari 2021. Erupsi yang terjadi pada awal tahun ini dikategorikan belum begitu besar.
"Kalau (tinggi kolom abu) yang kita lihat paling tinggi 1.000 meter. Tidak begitu besar," ucapnya.
BACA JUGA: Gunung Semeru Meletus, Semburkan Awan Panas Hingga 4,5 KmSaat ini status dari Gunung Sinabung masih berada di level III atau siaga. Pos Pemantau Gunung Api Sinabung merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas di zona merah yang telah ditetapkan.
"Daerah-daerah yang radius 3 km untuk Gunung Sinabung. Lalu, radius 5 km untuk sektor tenggara timur, dan 4 km sektor timur serta utara," sebut Armen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan erupsi Sinabung yang terjadi pagi ini tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat.
"Memang ada keluar abu vulkanis. Tapi karena pengaruh cuaca debu vulkanisnya bergugurannya hanya di lereng Gunung Sinabung sehingga tidak sampai mengganggu permukiman atau perladangan warga," katanya kepada VOA.
Kendati demikian, Natanail menuturkan masyarakat harus tetap waspada karena potensi erupsi Sinabung masih cukup tinggi.
BACA JUGA: Korban Tewas Akibat Gempa di Sulbar Capai 78 Orang"Untuk zona-zona yang berpotensi membahayakan tentu sudah kami relokasi dan evakuasi ke tempat yang aman. Sehingga zona-zona sekitar radius 3 sampai 5 km sektoral itu memang warga sudah tidak ada lagi bermukim di sana," tuturnya.
Sementara untuk masyarakat yang bermukim di sepanjang jalur sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga harus meningkatkan kewaspadaannya.
"Kami juga menurunkan relawan di lapangan atau tim pemantau sungai BPBD Karo yang memang sehari-harinya bertugas untuk mengamati pola jalur laharan Sinabung. Apabila memang cukup membahayakan secepatnya kami sampaikan ke warga untuk menjauhi jalur sungai yang dekat pertanian dan perumahan warga," pungkasnya.
Sinabung merupakan gunung api tertinggi di Sumut dengan ketinggian mencapai 2.460 meter di atas permukaan laut. Sinabung sendiri kembali aktif erupsi pada Agustus 2010. [aa/ft]