Guru di Chicago, kota ketiga terbesar di Amerika, melakukan aksi mogok Senin terkait sengketa yang sudah berlangsung sebulan mengenai bagaimana kinerja guru dievaluasi.
Sekitar 29.000 orang guru dan staf pendukung di sekolah-sekolah kota Chicago, negara bagian Illinois, Amerika meninggalkan pekerjaan mereka dalam sengketa itu, dengan sebagian orang berdemo di luar sekolah mereka.
Aksi mogok di seluruh kota Chicago itu menutup sekolah bagi 350.000 siswa, memaksa banyak orang tua bolos kerja untuk menemani anak di rumah atau secepatnya mencari penitipan alternatif.
Walikota Chicago Rahm Emanuel, mantan kepala staf Presiden Barack Obama, menyalahkan serikat guru atas pemogokan itu.
Pemerintah kota itu telah menawarkan kenaikan gaji 16 persen selama empat tahun. Tapi Emanuel mengatakan pemerintah kota dan guru tetap tidak sepakat mengenai bertambahnya otoritas kepala sekolah dan proposal untuk mendasarkan sebagian evaluasi prestasi kerja guru pada perbaikan nilai tes standar siswa mereka.
Pejabat pendidikan Amerika telah menganjurkan penggunaan tes tersebut untuk menilai guru, namun serikat guru sering menentang gagasan itu.
Pemimpin serikat guru mengatakan banyak siswa di dalam kota itu berasal dari keluarga miskin, sehingga menyulitkan mereka untuk dapat menunjukkan perbaikan hasil ujian dengan cepat.
Aksi mogok di seluruh kota Chicago itu menutup sekolah bagi 350.000 siswa, memaksa banyak orang tua bolos kerja untuk menemani anak di rumah atau secepatnya mencari penitipan alternatif.
Walikota Chicago Rahm Emanuel, mantan kepala staf Presiden Barack Obama, menyalahkan serikat guru atas pemogokan itu.
Pemerintah kota itu telah menawarkan kenaikan gaji 16 persen selama empat tahun. Tapi Emanuel mengatakan pemerintah kota dan guru tetap tidak sepakat mengenai bertambahnya otoritas kepala sekolah dan proposal untuk mendasarkan sebagian evaluasi prestasi kerja guru pada perbaikan nilai tes standar siswa mereka.
Pejabat pendidikan Amerika telah menganjurkan penggunaan tes tersebut untuk menilai guru, namun serikat guru sering menentang gagasan itu.
Pemimpin serikat guru mengatakan banyak siswa di dalam kota itu berasal dari keluarga miskin, sehingga menyulitkan mereka untuk dapat menunjukkan perbaikan hasil ujian dengan cepat.