Warga kota Surabaya berkesempatan belajar bahasa Inggris dan Mandarin secara gratis, sebagai pembekalan menghadapi zona perdagangan bebas ASEAN (AFTA) 2015.
SURABAYA —
Sebanyak 3.000 lebih warga kota Surabaya tercatat sebagai peserta pelatihan bahasa asing di Rumah Bahasa milik pemerintah Kota Surabaya, yang setiap harinya melayani sekitar 100 warga yang ingin belajar bahasa Inggris dan Mandarin secara gratis.
Menurut Kepala Bagian Kerjasama Pemerintah Kota Surabaya, Ifron Hadi, pelibatan pengajar asing dari pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Surabaya, ditujukan untuk menarik minat warga agar mau meningkatkan kemampuan diri menghadapi persaingan ekonomi zona bebas ASEAN (AFTA) pada 2015, dengan pembekalan bahasa asing yang baik.
“Jadi ini bukan yang pertama sebenarnya kita mendatangkan orang asing ya. Kita harapkan memang ini bisa memberikan semangat, teman-teman yang ingin belajar bahasa Inggris terutama ya. Mereka mungkin selama ini diajar oleh orang-orang lokal ya," ujarnya.
Tidak hanya pembekalan kemampuan di bidang bahasa asing, Ifron menambahkan bahwa Rumah Bahasa juga memberi banyak informasi terkait ekspor impor, perizinan usaha, hingga pelatihan di bidang teknologi informasi. Warga juga mendapat pelatihan membuat laman untuk usaha, sebagai bekal kesiapan menghadapi era persaingan bebas dunia.
“Kita siap untuk memberikan informasi terkait dengan perdagangan ASEAN, investasi ASEAN, kemudian tentang koperasi, tenaga kerja ASEAN, termasuk ada pelatihan tentang IT (teknologi informasi). Nah, IT ini kelihatannya semakin hari pesertanya tambah banyak," ujar Ifron.
"Jadi tidak hanya masalah bahasa di Rumah Bahasa ini, terus kita juga sediakan perpustakaan disini, ini buku-bukunya ini yang terkait dengan keterampilan, termasuk juga bahasa.”
Salah satu pengajar Rumah Bahasa asal Australia, Kathryn Luscher mengatakan, keberadaan Rumah Bahasa merupakan ide cerdas pemerintah dalam menyiapkan warganya untuk mampu berbahasa asing dengan baik, sebagai bekal bersaing di sektor ekonomi.
“Saya pikir ini sungguh konsep yang bagus. Rumah Bahasa dinilai memiliki konsep brilian karena menyajikan bahasa Inggris praktis dan efektif yang dapat digunakan sesuai kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
"Kalau kita belajar dari buku mungkin agak sulit dan membutuhkan waktu lama. Tapi, dengan konsep diskusi grup kecil ini, saya yakin proses belajar bisa lebih menyenangkan. Tampaknya, kami pun perlu belajar konsep ini karena kami juga perlu belajar bahasa lain, seperti Bahasa Mandarin dan juga Bahasa Indonesia."
Menurut Kepala Bagian Kerjasama Pemerintah Kota Surabaya, Ifron Hadi, pelibatan pengajar asing dari pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Surabaya, ditujukan untuk menarik minat warga agar mau meningkatkan kemampuan diri menghadapi persaingan ekonomi zona bebas ASEAN (AFTA) pada 2015, dengan pembekalan bahasa asing yang baik.
“Jadi ini bukan yang pertama sebenarnya kita mendatangkan orang asing ya. Kita harapkan memang ini bisa memberikan semangat, teman-teman yang ingin belajar bahasa Inggris terutama ya. Mereka mungkin selama ini diajar oleh orang-orang lokal ya," ujarnya.
Tidak hanya pembekalan kemampuan di bidang bahasa asing, Ifron menambahkan bahwa Rumah Bahasa juga memberi banyak informasi terkait ekspor impor, perizinan usaha, hingga pelatihan di bidang teknologi informasi. Warga juga mendapat pelatihan membuat laman untuk usaha, sebagai bekal kesiapan menghadapi era persaingan bebas dunia.
“Kita siap untuk memberikan informasi terkait dengan perdagangan ASEAN, investasi ASEAN, kemudian tentang koperasi, tenaga kerja ASEAN, termasuk ada pelatihan tentang IT (teknologi informasi). Nah, IT ini kelihatannya semakin hari pesertanya tambah banyak," ujar Ifron.
"Jadi tidak hanya masalah bahasa di Rumah Bahasa ini, terus kita juga sediakan perpustakaan disini, ini buku-bukunya ini yang terkait dengan keterampilan, termasuk juga bahasa.”
Salah satu pengajar Rumah Bahasa asal Australia, Kathryn Luscher mengatakan, keberadaan Rumah Bahasa merupakan ide cerdas pemerintah dalam menyiapkan warganya untuk mampu berbahasa asing dengan baik, sebagai bekal bersaing di sektor ekonomi.
“Saya pikir ini sungguh konsep yang bagus. Rumah Bahasa dinilai memiliki konsep brilian karena menyajikan bahasa Inggris praktis dan efektif yang dapat digunakan sesuai kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
"Kalau kita belajar dari buku mungkin agak sulit dan membutuhkan waktu lama. Tapi, dengan konsep diskusi grup kecil ini, saya yakin proses belajar bisa lebih menyenangkan. Tampaknya, kami pun perlu belajar konsep ini karena kami juga perlu belajar bahasa lain, seperti Bahasa Mandarin dan juga Bahasa Indonesia."