Hadapi Krisis Ebola, Sierra Leone Minta Warga Tetap di Rumah

Seorant petugas kesehatan di Sierra Leone membantu koleganya memasang masker sebelum memasuki bangsal isolasi di rumah sakit di Kenema (12/8). (AP/ Michael Duff)

Warga diberi waktu untuk berbelanja dan menyimpan makanan dan berbagai keperluan lain sebelum larangan keluar rumah itu diberlakukan 19 hingga 21 September.

Pihak berwenang Sierra Leone memerintahkan warga agar tidak keluar rumah selama tiga hari pertengahan bulan ini sebagai bagian dari upaya menghentikan penyebaran virus Ebola.

Juru bicara pemerintah Abdulai Bayraytay mengatakan warga diberi waktu untuk berbelanja dan menyimpan makanan dan berbagai keperluan lain sebelum larangan keluar rumah itu diberlakukan 19 hingga 21 September.

Sejumlah pihak meragukan efektivitas langkah itu. Lembaga kemanusiaan Doctors Without Borders atau Dokter Tanpa Tapal Batas mengatakan “akan sangat sulit bagi para petugas medis mengidentifikasi penderita Ebola secara akurat dari rumah ke rumah.”

“Menurut pengalaman kami, larangan keluar rumah dan karantina tidak membantu mengendalikan wabah karena warga akhirnya bersembunyi dan ini merusak rasa percaya antara warga dan petugas kesehatan,” kata Dokter Tanpa Tapal Batas.

Bahkan jika para petugas menemukan penderita Ebola selama larangan keluar rumah itu, lembaga itu mengatakan pemerintah Sierra Leone tidak memiliki cukup ruang untuk merawat semua pasien.

Ebola telah menewaskan paling tidak 2.000 orang di Afrika Barat, termasuk lebih dari 400 di Sierra Leone. Negara-negara lain yang telah terjangkit adalah Liberia, Guinea dan Nigeria.