Hadapi Musim Hujan, Korut Peringatkan Tentang Lebih Banyak Banjir

Sungai Han meluap akibat hujan deras berhari-hari di Seoul, Korea Selatan, 9 Agustus 2020. (Foto: dok).

Korea Utara terus menghadapi curah hujan sangat tinggi, yang semakin mengancam ekonominya yang terpukul oleh PSBB terkait virus corona.

Hujan lebat telah membanjiri ratusan rumah di Korea Utara dan menyapu areal sawah yang luas di jantung pertanian negara itu, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai panen yang buruk dan kurangnya pasokan bahan makanan, sebut media pemerintah.

Semenanjung Korea mengalami musim hujan yang jauh lebih lama daripada biasanya pada tahun ini. Hujan diperkirakan akan terus turun hampir sepanjang minggu.

Tim SAR mengevakuasi warga dengan perahu dari daerah banjir akibat hujan deras di Daejeon, Korea Selatan, Kamis, 30 Juli 2020. (Kang Jong-min / Newsis via AP)

Korea Selatan mengalami hujan selama 49 hari berturut-turut, rekor terpanjang selama ini. Curah hujan mengakibatkan tanah longsor dan banjir di Korea Selatan yang menewaskan sedikitnya 42 orang.

Di Utara, luasnya kerusakan tidak diketahui persis. Media pemerintah Jumat lalu menyatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengunjungi desa yang dilanda banjir di provinsi Hwanghae Utara, di mana 600 hektare sawah dan lebih dari 900 rumah kebanjiran atau hancur.

Hwanghae adalah provinsi penghasil beras paling penting bagi Korea Utara. Para pejabat Korea Utara yang tampil di TV pemerintah telah memperingatkan bahwa sungai-sungai di Hwanghae dan provinsi di dekatnya, Gangwon, dapat meluap, sebut kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Warga Pyongyang berjalan dengan membawa payung, dibawah guyuran hujan lebat, 5 Agustus 2020.

Hujan kali ini lebih intens daripada hujan tahun 2007, sewaktu Korea Utara mengalami banjir terburuknya. Hal itu diungkapkan Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani hubungan antar-Korea.

Korea Utara sangat rawan banjir. Negara itu tidak memiliki infrastruktur yang memadai dan terdampak oleh penggundulan hutan yang meluas, antara lain karena warga menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar atau untuk membersihkan lahan guna dijadikan ladang.

Banjir terjadi sementara Korea Utara meningkatkan upaya antivirus coronanya. Bulan lalu, Korea Utara menutup Kaesong, kota di bagian barat daya, setelah ada peringatan bahwa seorang pembelot dari Korea Selatan mungkin membawa virus itu melintasi perbatasan. [uh/ab]