Sebuah delegasi Hamas direncanakan tiba di Mesir pada Senin (29/4), di mana mereka akan merespons proposal terakhir Israel, untuk upaya gencatan senjata jangka panjang dan pembebasan para sandera, setelah perang selama hampir tujuh bulan.
Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah mencoba memediasi sebuah kesepakatan antara Israel dan Hamas selama berbulan-bulan. Namun, sebuah peningkatan upaya diplomasi dalam beberapa hari terakhir, nampaknya menunjukkan sebuah dorongan baru untuk menghentikan pertempuran.
“Pembicaraan Mengambil Tempat di Kairo Hari Ini” tulis media Al-Qahera News, yang memiliki kaitan dengan badan intelijen Mesir, meskipun media itu tidak menjelaskan dengan segera, apakah delegasi Hamas sudah tiba di sana.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam kunjungan ketujuhnya di kawasan itu sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang, tiba pada Senin di Arab Saudi, dan juga akan berkunjung ke Israel akhir pekan ini, kata seorang pejabat kementerian luar negeri.
BACA JUGA: Hamas Sebut Pihaknya Terima Tanggapan Israel terhadap Usulan Gencatan SenjataSeorang pejabat senior Hamas mengatakan pada Minggu, bahwa mereka tidak memiliki “hambatan besar” dengan rencana gencatan senjata yang terakhir ini.
“Atmosfernya positif, kecuali jika kemudian ada persoalan baru dari Israel,” kata pejabat Hamas itu kepada AFP, dengan meminta namanya tidak disebutkan, ketika mendiskusikan soal negosiasi.
Sebuah sumber yang mengetahui pembicaraan itu mengatakan kepada AFP, para mediator Qatar juga ambil bagian dalam negosiasi di Kairo.
Sementara Israel telah bersumpah untuk mengejar sejumlah batalion Hamas di Rafah, di tengah keprihatinan global yang memuncak bagi warga Palestina yang berlindung di kota wilayah selatan Jalur Gaza ini, Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan bahwa pemerintahannya mungkin menunda invasi tersebut jika sebuah kesepakatan bisa dicapai.
Perang ini telah membuat Gaza yang terkepung ke jurang kelaparan, kata para pejabat PBB dan organisasi kemanusiaan, di mana mayoritas wilayahnya telah berubah menjadi puing-puing dan meningkatkan kekhawatiran konflik yang lebih luas.
BACA JUGA: Serangan Israel Tewaskan Sedikitnya 22 di RafahSalah satu koresponden AFP, saksi mata dan petugas penyelamatan melaporkan serangan udara malam sebelumnya di Rafah, di mana mayoritas dari 2,4 juta penduduk Gaza mencari perlindungan di dekat perbatasan Mesir. Sekurangnya 22 orang telah tewas di Rafah, kata badan kesehatan dan pertahanan sipil, dengan para saksi mengatakan kepada AFP bahwa sekurangnya tiga rumah telah hancur.
Lebih banyak serangan dilaporkan terjadi di Gaza Tengah.
Sebuah sumber di Hamas yang dekat dengan para negosiator mengatakan kepada AFP, bahwa kelompok tersebut tertarik untuk sebuah kesepakatan yang “menjamin gencatan senjata permanen, kembalinya secara bebas para pengungsi, kesepakatan yang bisa diterima untuk pertukaran para tahanan dan sandera dan pengakhiran pengepungan” di Gaza.
Di Israel, para demonstran telah menuntut pemerintah untuk menjamin kebebasan bagi 129 sandera yang diperkirakan masih berada di Gaza, sejak ditahan oleh para militan pada 7 Oktober, termasuk 34 orang yang menurut pihak militer telah tewas. [ns/uh]