Kelompok militan Palestina Hamas pada Minggu (11/8) meminta para mediator agar mengemukakan rencana berdasarkan pembicaraan terdahulu dan bukannya terlibat dalam negosiasi baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Pekan lalu, para pemimpin (Amerika Serikat) AS, Mesir dan Qatar meminta Israel dan Hamas untuk bertemu guna melakukan perundingan pada 15 Agustus di Kairo atau Doha untuk menuntaskan perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.
Israel mengatakan akan mengirimkan perunding untuk ambil bagian dalam pertemuan itu. Hamas pada awalnya mengatakan sedang mempelajari tawaran tersebut tetapi sekarang mengisyaratkan bahwa pihaknya mungkin tidak akan ikut dalam babak pembicaraan baru.
“Hamas meminta para mediator agar mengemukakan rencana untuk menerapkan apa yang telah disepakati oleh Hamas pada 2 Juli 2024, berdasarkan visi Biden dan resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
“Para mediator harus memberlakukan hal ini terhadap pihak penjajah (Israel) bukannya melanjutkan babak perundingan atau proposal baru yang akan menutupi agresi Israel dan memberinya lebih banyak waktu untuk melanjutkan genosidanya terhadap rakyat kami,” kata pernyataan itu.
Israel meluncurkan serangannya terhadap Gaza setelah para anggota Hamas menyerbu bagian selatan Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, kebanyakan warga sipil dan menangkap lebih dari 250 orang sandera, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, hampir 40 ribu orang Palestina telah tewas dalam ofensif Israel di Gaza, menurut kementerian kesehatan wilayah itu. [uh/jm]