Para penyelam Korea Selatan telah memasuki feri Sewol yang tenggelam untuk mencari lebih banyak lagi mayat. Jumlah korban tewas pada hari Minggu mencapai 56 orang, dan 246 lainnya belum ditemukan. Kebanyakan korban adalah pelajar SMA.
Ratusan penyelam, termasuk warga sipil yang menjadi relawan, berjuang keras melawan arus bawah laut yang kuat dan jangkauan penglihatan yang terbatas untuk memasuki feri yang tenggelam hari Rabu bersama 476 penumpangnya, di lepas pantai pulau Jindo, di bagian Barat Daya Korea Selatan.
Garda Pantai menyatakan para penyelam baru dapat memecahkan jendela kapal itu Sabtu larut malam dan menemukan mayat-mayat pertama dalam operasi penyelamatan yang diperkirakan akan berlangsung lama dan menyedihkan.
Hanya 174 orang yang diketahui berhasil diselamatkan, dan belum seorangpun diselamatkan lagi sejak Rabu lalu.
Para jaksa Korea Selatan menyatakan Mualim 3, yang berusia 26 tahun dan dibiarkan mengemudikan Sewol menempuh perairan berbahaya tersebut, baru pertama kali mengarungi kawasan itu ketika kapal nahas tersebut mulai miring ke salah satu sisi dan tenggelam.
Pihak berwenang juga mengukuhkan bahwa kapten kapal tersebut berada dalam ruangannya ketika kapal mulai tenggelam, dan membiarkan Mualim 3 yang tidak berpengalaman bertanggungjawab atas pelayaran tersebut.
Data pelacak menunjukkan kapal itu berbelok tajam ketika sedang melintasi sejumlah pulau kecil di pesisir baratdaya itu. Kapten dan dua awak kapal itu hari Sabtu (19/4) ditangkap dengan tuduhan meninggalkan para penumpang ketika kapal mulai tenggelam.
Hari Jumat, kantor berita Korea Selatan Yonhap mengutip para penyidik yang mengatakan belokan tajam itu mungkin mengakibatkan 180 kendaraan dan muatan kargo seberat hampir 1.200 ton bergeser sehingga kapal itu miring.
Garda Pantai menyatakan para penyelam baru dapat memecahkan jendela kapal itu Sabtu larut malam dan menemukan mayat-mayat pertama dalam operasi penyelamatan yang diperkirakan akan berlangsung lama dan menyedihkan.
Hanya 174 orang yang diketahui berhasil diselamatkan, dan belum seorangpun diselamatkan lagi sejak Rabu lalu.
Para jaksa Korea Selatan menyatakan Mualim 3, yang berusia 26 tahun dan dibiarkan mengemudikan Sewol menempuh perairan berbahaya tersebut, baru pertama kali mengarungi kawasan itu ketika kapal nahas tersebut mulai miring ke salah satu sisi dan tenggelam.
Pihak berwenang juga mengukuhkan bahwa kapten kapal tersebut berada dalam ruangannya ketika kapal mulai tenggelam, dan membiarkan Mualim 3 yang tidak berpengalaman bertanggungjawab atas pelayaran tersebut.
Data pelacak menunjukkan kapal itu berbelok tajam ketika sedang melintasi sejumlah pulau kecil di pesisir baratdaya itu. Kapten dan dua awak kapal itu hari Sabtu (19/4) ditangkap dengan tuduhan meninggalkan para penumpang ketika kapal mulai tenggelam.
Hari Jumat, kantor berita Korea Selatan Yonhap mengutip para penyidik yang mengatakan belokan tajam itu mungkin mengakibatkan 180 kendaraan dan muatan kargo seberat hampir 1.200 ton bergeser sehingga kapal itu miring.