Harga Diplomasi Vaksin Beijing di Asia Tenggara

Kandidat vaksin virus corona dari Sinovac Biotech Ltd dipamerkan dalam stannya untuk dipajang selama China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2020, setelah wabah Covid-19, di Beijing. (Foto: Reuters)

Ketika China secara terbuka mengklaim hampir menemukan vaksin virus corona, Beijing telah mulai menjanjikan akses ke negara-negara yang memiliki kepentingan strategis. Upaya ini secara luas dipandang sebagai cara bagi Beijing untuk berusaha menopang kedudukan globalnya dalam kasus virus corona, setelah wabah yang dimulai di Wuhan menyebar ke seluruh dunia.

Banyak negara Asia Tenggara -yang saling klaim dalam wilayah di Laut China Selatan- menjadi target kampanye diplomasi vaksin Beijing. Pada Juli, Kementerian Luar Negeri China menjanjikan prioritas akses pada vaksin itu kepada Filipina. Pada bulan Agustus, Sinovac, sebuah perusahaan farmasi besar China, menandatangani perjanjian dengan perusahaan farmasi milik negara Indonesia PT Bio Farma untuk menyediakan 250 juta dosis vaksin setiap tahun.

Pada awal September, anggota Politbiro China Yang Jiechi mengunjungi Myanmar dan berjanji bahwa Beijing akan memprioritaskan Yangon jika negara itu mengembangkan vaksin.

“Bagi sebagian besar pemerintah di kawasan ini, apa pun yang mereka rasakan, apakah itu di Laut China Selatan atau masalah lainnya, pandemi menjadi prioritas utama,” kata Gregory Poling, pakar Asia Tenggara di lembaga penelitian di Washington, Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS).

Kasus Covid-19 meningkat di Asia Tenggara. Menurut pelacak CSIS, Indonesia dan Filipina memiliki jumlah kasus terkonfirmasi tertinggi di kawasan itu, dengan masing-masing sekitar 200-250 ribu kasus.

Singapura memiliki hampir 60 ribu kasus dan Myanmar melaporkan peningkatan tajam dalam kasus Covid-19. [lt/ah]