Harga-Harga Saham di Asia Turun

Seorang juru kamera tengah menyoroti indikator elektronik yang terpampang di luar gedung sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (23/5). Indeks Nikkei Jepang turun tajam sebanyak 7,3 persen dan berakhir dengan 1.143 poin lebih rendah dibandingkan saat pembukaan lantai bursa di pagi harinya.

Harga-harga saham Jepang mengalami penurunan satu hari terburuk dalam dua tahun, setelah dikeluarkannya data pabrik China yang diluar dugaan negatif, hari Kamis (23/5).
Indeks Nikkei 225 turun 7,3 persen, yang berakhir 1.143 poin lebih rendah dibandingkan saat pembukaan lantai bursa pada pagi harinya. Hal ini merupakan penurunan poin terbesar ke-11 dalam sejarah Nikkei.

Topix index Jepang anjlok hampir tujuh persen, penurunan paling terjal sejak bencana gempa bumi dan tsunami tahun 2011 di Jepang.

Sebelumnya, hasil survei yang dikeluarkan HSBC mengatakan produksi pabrik China bulan Mei menurun untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, yang menimbulkan keprihatinan baru akan pemulihan yang lamban ekonomi kedua terbesar di dunia itu.

Pasar hampir tidak lebih baik di negara lain di Asia. Harga-harga saham di bursa Sydney turun hampir dua persen. Di Korea Selatan, harga-harga saham jatuh 1,2 persen. Shanghai dan Hong Kong juga turun.

Para penanam modal juga kemungkinan telah terpengaruh oleh pernyataan hari Rabu dari pimpinan Bank Sentral Amerika Ben Bernanke, bahwa bank sentral Amerika itu kemungkinan akan mengurangi tindakan stimulus besar-besaran apabila ekonomi Amerika membaik dalam bulan-bulan mendatang.