Harga saham global goyah, Kamis (13/4) dan nilai tukar dolar jatuh karena para pedagang mengkhawatirkan risiko resesi, inflasi di AS yang melambat, dan menurunnya pendapatan perusahaan.
Data baru memberikan lebih banyak sinyal bahwa kampanye kenaikan suku bunga Federal Reserve membuahkan hasil karena harga grosir barang-barang di AS turun 0,5 persen pada bulan Maret dibandingkan bulan sebelumnya.
Ini terjadi setelah angka pada hari Rabu menunjukkan bahwa inflasi di AS melambat tajam pada bulan Maret, menjadi lima persen, tetapi risalah dari pertemuan kebijakan terbaru The Fed mengindikasikan para pejabat memperkirakan akan terjadi resesi pada akhir tahun.
“Investor mempertimbangkan gambaran yang membaik untuk inflasi tetapi ada kekhawatiran akan terjadinya resesi di Amerika Serikat,” kata Victoria Scholar, kepala investasi di perusahaan perdagangan Interactive Investor.
BACA JUGA: Saham AS Naik Saat Inflasi BerkurangPasar saham di London 0,1 persen lebih tinggi pada perdagangan tengah hari sementara data menunjukkan ekonomi Inggris terhenti di luar perkiraan pada bulan Februari.
Saham raksasa supermarket Inggris Tesco mengalami kenaikan tertinggi, naik 1,4 persen karena rencana pembelian kembali saham menutupi berita bahwa laba bersih turun 50 persen di peritel terbesar Inggris itu tahun lalu karena melonjaknya inflasi.
Di zona euro, pasar saham Frankfurt sedikit menurun tetapi pasar saham Paris melonjak 0,8 persen setelah raksasa barang-barang mewah LVMH melaporkan penjualan kuartal pertama yang besar.
Dolar jatuh ke level terendah selama satu tahun terhadap euro karena inflasi yang melambat dapat mendorong The Fed untuk menghentikan kampanye kenaikan suku bunga. Nilai tukar mata uang AS biasanya naik dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. [lt/ka]