Yuli, seorang pedagang tanaman hias di Solo, Kamis (23/7), bersama anak perempuannya menunggu pembeli. Sebuah buku pelajaran kelas 2 SD beserta buku tulis dan pensil tampak berada di sebuah kursi plastik dekat mereka. Sesekali, Yuli tampak menghentikan sejenak proses belajar bersama anak itu untuk melayani pembeli. Menurut Yuli, selama pandemi ini pembelajaran sekolah anaknya dilakukan secara daring melalui telepon genggam miliknya.
"Anak saya sekolah dari rumah. Pakai HP ini. Beberapa waktu lalu memang ke sekolah, ambil buku pelajaran. Anak saya kelas 2 SD. Cuma masuk ke sekolah sekali, ambil buku itu habis itu ya belajar lewat HP. Sekolahnya masih HP terus, ini lagi belajar sama saya. Membaca dan menulis biar tidak lupa."
Namun ternyata tak semua pembelajaran dilakukan secara daring melalui telepon selular. Sebuah siaran radio Komunitas Anak Surakarta atau KONATA, mengudarakan berbagai lagu anak, dongeng anak, dan materi pembelajaran anak usia dini hingga sekolah menengah.
"Musik jingle radio KONATA, Radio Komunitas Anak Surakarta (suara anak tertawa riang). Ya sobat Konata, hari ini kita masih materi PAUD bersama bunda Suci dan Kak Jun".
Radio KONATA dikelola pemerintah kota Solo. Lokasi stasiun radio ini berada di dalam kompleks salah satu taman cerdas di Solo. Selama pandemi taman cerdas yang biasa dipadati anak-anak itu ditutup namun radionya masih beroperasi.
Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, beberapa waktu lalu, mengatakan, memanfaatkan radio untuk menyebarkan materi pelajaran sekolah selama masa pandemi merupakan inovasi. "Makanya saya menginisiasi inovasi-inovasi untuk anak belajar biar tidak jenuh di rumah. Ini kita coba radio anak. Nanti bisa kita gilir pemberi materinya dari sekolah mana, setengah jam masing-masing kan bisa. Guru bisa disitu memakai radio anak ini. Belajar memberikan materi pelajaran lewat radio kan bisa."
Siaran pagi radio tersebut diisi materi pendidikan anak usia dini (PAUD) dan dilanjukan dengan materi usia sekolah berikutnya secara bergiliran. Tentu saja, lagu-lagu anak menjadi selingan hiburan di radio tersebut. Siaran radio ini bisa dipantau secara analog maupun digital di frekuensi tertentu.
Tak hanya radio komunitas anak saja yang ikut menyebarkan hiburan dan pendidikan. Sebuah SD swasta di Solo membentuk Radio Solo Belajar yang studio siarannya berada di dalam kompleks sekolah tersebut. Radio streaming berbasis sekolah ini dikenalkan di masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) pekan lalu secara daring lewat video.
Your browser doesn’t support HTML5
"Anak-anak, tahun ajaran baru 2020/2021, mari saya ajak untuk mengenal ruang siaran radio milik SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Radio Solo Belajar. Pertama dan satu-satunya radio yang dimiliki sekolah di Solo. Di radio ini anak-anak bisa belajar bersama bagaimana menjadi penyiar dan mengelola radio. Ini juga ada ekstrakurikuler yang berbasis pada Radio Solo Belajar yaitu jurnalistik," demikian ajakan belajar dari penyiar radio ini.
Sejak Maret lalu, ratusan ribu siswa di Solo belajar dari rumah karena pandemi COVId 19. Mereka terpaksa belajar secara daring. Selama ini pemerintah menyebarkan materi pelajaran sekolah melalui TVRI, tanpa melibatkan radio. [ys/ab]