Seorang perempuan Kanada di AS telah menjadi perempuan pertama yang menyelesaikan Infinitus 888K – yang bisa dikatakan sebagai salah satu lomba lari paling sulit di dunia.
Helene Dumais memulai kompetisi pada 24 Mei sekitar pukul 8 pagi di Hutan Nasional Green Mountain di negara bagian Vermont, AS. Dan dia menyelesaikannya dalam waktu 9 hari 22 jam dan 48 menit. Batas waktu untuk menamatkan tantangan sejauh 888 kilometer itu adalah 240 jam atau 10 hari.
Ini adalah tahun ketiga Dumais bertanding. Tahun lalu, meskipun telah berlari selama 10 hari tapi jarak yang berhasil ditempuhnya masih kurang 158 kilometer dari garis finish. Tahun ini, Dumais mengatakan kepada VOA, dia memetik pelajaran dari kesalahan dan kegagalan di masa lalu, serta lebih fokus dan lebih siap. Meskipun kurang tidur, dan mengalami cedera kaki 36 jam sebelum pertandingan berakhir, tapi warga Frederick, Maryland ini pantang menyerah. Menurutnya lomba ini bukan hanya tantangan fisik, tapi juga mental.
"Saya camkan dalam pikiran saya hanya ada satu cara untuk melakukannya, yaitu menyelesaikannya. Ini bukan tentang apakah saya akan menyelesaikannya, tapi bagaimana saya akan menyelesaikannya," ujarnya.
Lomba lari Infinitus dimulai tahun 2015. Jarak yang ditawarkan beragam, dari yang paling pendek yaitu 8 mil sampai yang paling panjang 888 kilometer. Treknya, yang melewati hutan dan berbatu, menyerupai angka 8 yang bentuknya tidak berujung atau infinity.
Dari ratusan orang yang ikut lomba lari Infinitus, hanya 20-an orang yang ikut 888K. Tahun ini, dua pelari berhasil mencapai garis finish. Selain Dumais, yang satunya lagi adalah seorang laki-laki bernama Greg Salvesen yang berlari selama 9 hari 3 jam dan 23 menit. Tapi dalam lomba tahun-tahun sebelumnya, hanya ada satu pemenang laki-laki dan belum ada perempuan yang berhasil mendekati garis finish.
"Banyak orang tertarik atau penasaran untuk melihat perempuan pertama yang melakukan ini dan itu karena bisa menginspirasi. Dan ini adalah misi saya; menginspirasi orang-orang untuk menghadapi tantangan besar dalam hidup mereka," tukas Dumais.
Dan untuk semakin menginspirasi orang lain, Dumais juga memproduseri sebuah film dokumenter berjudul 'Facing Infinitus' yang menyoroti para peserta lomba, serta cara mereka mengatasi tantangan fisik dan mental.
"Apa yang ada dalam pikiran dan tubuh para pelari dalam 10 hari itu. Lalu saya terpikir untuk membuat sebuah dokumenter dari event ini karena sangat unik, dan kita sebenarnya bisa mengaplikasikan pelajaran apapun yang kita petik dari kompetisi itu ke dalam kehidupan kita sehari-hari," tukasnya.
Dumais mengatakan 'Facing Infinitus' akan diputar perdana pada 30 Juni di negara asalnya, Kanada, dilanjutkan dengan pemutaran di AS.
Kini Dumais sedang dalam masa pemulihan dari fraktur stres atau retakan kecil pada tulang akibat lari. Setelah sudah pulih, katanya, dia siap menghadapi tantangan besar lainnya. [vm/ds]