Clinton Melihat Unsur Al-Qaeda dalam Serangan di Benghazi

  • Scott Stearns

Menlu AS Hillary Clinton berbicara dengan Menlu Prancis Laurent Fabius disela-sela Sidang Umum Dewan Keamanan PBB ke-67 di markas PBB, New York, 26 September 2012

Hillary Clinton mengatakan teroris yang berafiliasi dengan al-Qaeda mungkin menjadi bagian dari serangan pada misi Amerika di kota Benghaz,i Libya yang menewaskan duta besar Amerika dan tiga orang Amerika lainnya.
Menlu Clinton mengatakan al-Qaeda di wilayah Islam Maghreb dan kelompok teroris lainnya menggunakan ketidakstabilan di kawasan Sahel Afrika untuk memperluas operasi mereka.

"Sekarang dengan wilayah perlindungan yang luas dan operasi yang lebih leluasa, teroris berupaya memperluas jangkauan dan jaringan mereka ke berbagai arah. Mereka bekerja dengan ekstremis lain untuk melumpuhkan transisi ke demokrasi yang berlangsung di Afrika Utara, seperti apa yang kita lihat secara tragis di Benghazi,” papar Clinton.

Duta Besar Amerika Chris Stevens dan tiga orang Amerika lainnya tewas di Benghazi menyusul protes terhadap beredarnya video di internet yang menghina Nabi Muhammad, yang diproduksi oleh seorang pembuat film anti-Muslim di California.

Pemerintahan Obama mengatakan pembunuhan Benghazi adalah serangan teroris, namun komentar Menlu Clinton adalah yang pertama kalinya dalam mengkaitkan kekerasan itu dengan afiliasi jaringan al-Qaeda.


Dia mengatakan dalam pertemuan yang diselenggarakan PBB mengenai ketidakstabilan di Sahel bahwa Amerika meningkatkan upaya melawan terorisme di seluruh wilayah di sana.

"Kami bekerja sama dengan pemerintah Libya dan mitra lainnya untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pos diplomatik kami di Benghazi dan membawa mereka ke pengadilan. Tetapi kami juga memperluas kemitraan kami dalam melawan terorisme untuk membantu negara-negara itu dalam melawan ancaman terhadap mereka yang semakin meningkat. Kami membidik struktur dukungan al-Qaeda dan afiliasinya – menutup kamp mereka, memblokir keuangan mereka, melawan ideology mereka dan menghentikan rekrutmen mereka,”kata Clinton.

Presiden Libya Mohamed Magariaf juga mengatakan serangan itu dilakukan oleh apa yang disebutnya " unsur-unsur al-Qaeda yang bersembunyi di Libya."

Presiden Magariaf dan Menlu Clinton bertemu secara tertutup di sela-sela Sidang Umum PBB. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan pemimpin Libya itu mengemukakan dua ancaman utama bagi keamanan Libya : kaum ekstrimis dengan agenda mereka sendiri dan sisa-sisa mantan pemerintahan Moammar Gadhafi.

Menlu Clinton mengatakan memperkuat lembaga-lembaga demokrasi adalah inti dari strategi Washington melawan terorisme.

Dia mengatakan warga sipil di Benghazi yang berdemonstrasi menentang kekerasan menegakkan kembali kehormatan dan martabat warga kota itu, yang disebut Clinton sebagai kota yang berani. Dia mengatakan orang-orang di wilayah itu layak mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari para pemimpin mereka dan dari masyarakat internasional.