Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pengiriman pertama bahan bakar dari Iran dijadwalkan tiba pada hari Kamis (14/9) di Lebanon untuk membantu meringankan krisis bahan bakar yang memprihatinkan di negara yang dilanda perang itu.
Lebanon menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk. Data menunjukkan tiga dari setiap empat orang di Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan dan aliran listrik utama hanya tersedia beberapa jam sehari.
Di saat yang sama, kekurangan atas bahan bakar, roti, dan obat-obatan menambah kekacauan di seluruh negara tersebut.
BACA JUGA: Iran: IAEA Tak Bisa Mendapatkan Rekaman Kamera PengawasPada bulan lalu, Nasrallah mengumumkan muatan bahan bakar yang dikirimkan untuk Lebanon akan berangkat dari negara sekutu utamanya Iran, sebuah langkah yang bertentangan dengan sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat terhadap Teheran.
Saat itu, ia tidak mengungkapkan tujuan dari kapal yang membawa bahan bakar ituatau bagaimana bahan bakar dapat mencapai Lebanon, namun ia bersikeras bahwa keterangan lainnya akan segera diumumkan.
Dalam sebuah pidato televisi pada hari Senin (13/9), Nasrallah menyatakan muatan kapal pertama bahan bakar itu telah mencapai pelabuhan Suriah Banias, dan kini tengah dilakukan pengosongan muatan.
“Diharapkan pengangkutan bahan bakar akan dimulai hari Kamis,” katanya sekaligus menambahkan bahan bakar itu akan dibawa melalui darat ke wilayah Baalbek, yang berada di Lembah Bekaa timur Lebanon, dan akan disimpan sebelum didistribusikan.
Dia juga berterima kasih kepada sekutu regional, Suriah karena menampung bahan bakar itu dan menyediakan truk-truk untuk mengangkutnya ke Lebanon.
Dalam kesempatan yang sama, Nasrallah juga mengatakan Hizbullah ingin mendistribusikan bahan bakar Iran secara gratis pada lembaga-lembaga seperti rumah sakit negara, panti lansia, panti asuhan dan Palang Merah.
BACA JUGA: Aparat Israel Tembak Mati Warga Palestina di YerusalemSisanya, lanjutnya, akan dijual "di bawah harga" ke toko-toko roti, rumah sakit swasta, atau perusahaan yang menjalankan generator swasta.
Dia mengatakan Hizbullah "tidak ingin mengambil keuntungan tetapi berupaya membantu untuk meringankan kesusahan rakyat Lebanon".
Hizbullah, yang telah berjuang bersama pasukan Presiden Bashar al-Assad dalam konflik Suriah, ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh sebagian besar negara Barat.
Tetapi gerakan Syiah juga merupakan kekuatan politik utama di Lebanon dan satu-satunya kelompok yang mempertahankan persenjataannya setelah berakhirnya perang saudara tahun 1975-1990 di negara itu.
Nasrallah berbicara beberapa jam setelah pemerintah Lebanon yang baru dibentuk, mengadakan pertemuan pertama untuk membahas upaya mengatasi kesengsaraan negara tersebut.
Dia menyambut baik pembentukan pemerintah setelah 13 bulan pertikaian politik dan mengatakan prioritasnya harus "meringankan penderitaan" rakyat Lebanon. (mg/jm)