Kelompok militan Lebanon Hizbullah menembakkan rudal-rudal antitank dan peluru artileri ke arah sebuah konvoi militer Israel di daerah di perbatasan yang disengketakan, menewaskan satu warga sipil Israel, kata kelompok itu dan militer Israel, Jumat (26/4).
Hizbullah mengatakan para anggotanya menyergap konvoi tersebut menjelang Kamis tengah malam, menghancurkan dua kendaraan. Militer Israel mengatakan penyergapan itu melukai seorang warga sipil yang sedang melakukan pekerjaan konstruksi, dan korban kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Pertempuran tingkat rendah di perbatasan Israel-Lebanon telah berulang kali mengancam akan memanas karena Israel menarget militan senior Hizbullah dalam beberapa bulan ini.
Puluhan ribu orang telah telantar di kedua sisi perbatasan. Di sisi Israel, pertempuran lintas batas telah menewaskan 10 warga sipil dan 12 tentara, sedangkan di Lebanon, lebih dari 350 orang telah tewas, mencakup 50 warga sipil dan 271 anggota Hizbullah.
Pada hari Kamis, para pejabat rumah sakit Palestina mengatakan serangan udara Israel terhadap kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza menewaskan sedikitnya lima orang.
Lebih dari setengah dari 2,3 juta populasi Gaza telah mencari tempat berlindung di Rafah, di mana Israel melancarkan serangan hampir setiap hari sementara negara itu sedang mempersiapkan ofensif terhadap kota tersebut. Militer Israel telah mengerahkan puluhan tank dan kendaraan lapis baja di kawasan itu, tampaknya sebagai persiapan untuk menyerang Rafah.
Di Gaza Tengah, empat orang tewas karena tembakan tank Israel.
Sebuah kapal yang berlayar di Teluk Aman juga diserang pada hari Kamis, kata para pejabat. Ini serangan terbaru yang kemungkinan besar dilancarkan pemberontak Houthi Yaman selama perang Israel-Hamas.
Sementara itu, seorang pejabat tinggi politik Hamas memberitahu kantor berita AP bahwa kelompok militan Islamis itu bersedia menyepakati gencatan senjata lima tahun atau lebih dengan Israel.
Perang Israel-Hamas dipicu oleh serangan mendadak pada 7 Oktober di Israel Selatan, di mana militan membunuh sekitar 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, dan menculik sekitar 250 sandera. Israel mengatakan militan masih menahan sekitar 100 orang dan lebih dari 30 jasad sandera.
Perang itu telah menewaskan lebih dari 34 ribu orang Palestina, menurut para pejabat kesehatan setempat, sekitar dua per tiganya adalah anak-anak dan perempuan. [uh/lt]