Kelompok Hizbullah Lebanon mengatakan pada Rabu (25/9) bahwa pihaknya menembakkan roket yang menyasar markas besar dinas intelijen Israel, Mossad, yang berlokasi di dekat Tel Aviv.
Hizbullah menuduh Mossad berada di balik pembunuhan para pemimpinnya dan ledakan perangkat komunikasi yang digunakan oleh anggotanya, dalam eskalasi baru yang membuat musuh bebuyutan tersebut semakin dekat ke arah pecahnya perang besar.
Militer Israel mengatakan sirene peringatan berbunyi di pusat ekonomi Israel, Tel Aviv, ketika sebuah rudal dari darat-ke-darat dicegat oleh sistem pertahanan udara setelah terdeteksi melintasi dari Lebanon.
Tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa. Militer juga mengatakan tidak ada perubahan pada instruksi pertahanan sipil untuk Israel tengah.
BACA JUGA: Gaza Jadi Pusat Perhatian di Awal Pertemuan PBBSecara terpisah, kantor berita AFP melaporkan Rabu pagi, mengutip pernyataan Hizbullah bahwa kelompok itu meluncurkan rudal balistik ‘Qader 1’ pada pukul 6.30 waktu setempat, "menargetkan markas Mossad di pinggiran Tel Aviv.”
Sirene peringatan juga dibunyikan di wilayah lain di Israel tengah, termasuk di Kota Netanya.
Militer Israel mengatakan sebuah pesawat tak berawak yang melintasi wilayah Israel dari Suriah dicegat oleh jet tempur di selatan Laut Galilea.
Kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon menembakkan ratusan rudal dan roket ke Israel dalam beberapa hari terakhir ketika konflik berbulan-bulan di perbatasan dengan Lebanon selatan meningkat tajam.
Militer Israel telah melakukan serangan udara terberat dalam perang tersebut minggu ini, menargetkan para pemimpin Hizbullah dan menyerang ratusan sasaran jauh di dalam Lebanon.
BACA JUGA: Israel Bombardir Lebanon untuk Hari Kedua, Korban Tewas Capai 564Pada Selasa (24/9), serangan di Beirut menewaskan komandan senior Hizbullah, Ibrahim Qubaisi, yang memimpin pasukan rudal dan roket kelompok tersebut.
Dia adalah salah satu dari beberapa tokoh penting yang dibunuh sejak pecahnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran hampir setahun yang lalu bersamaan dengan perang Gaza.
Serangan Israel sejak Senin (23/9) pagi telah menewaskan 569 orang, termasuk 50 anak-anak, dan melukai 1.835 orang di Lebanon, Menteri Kesehatan Firass Abiad mengatakan kepada Al Jazeera Mubasher TV.
Serangan baru terhadap Hizbullah telah memicu kekhawatiran bahwa konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza semakin meluas dan dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah. [ft/rs]