Bagi Mariati, menjalin komunikasi sebelum pemotretan, terutama dengan anak-anak, menjadi kunci utama keberhasilan sebuah sesi pemotretan.
“Buat saya kamera itu sebagai perantara, sebenarnya yang penting itu antara saya sama si orang yang saya foto, jadi penting banget pas saya motret itu, dia tau itu saya dan dia udah kenal dengan benda di antara kita, itu membuat anak-anak comfortable,” jelas Mariati.
Berbasis di San Francisco, Mariati memang membidik pangsa pasar anak-anak dan keluarga.
Salah satu langganannya, Ake Pangestuti-Weng, mengaku puas dengan hasil foto Mariati dan telah beberapa kali melakukan sesi pemotretan untuk anak-anaknya.
Your browser doesn’t support HTML5
"Awalnya saya perlu ini, kalau punya anak kecil kan suka kayak (buat foto) milestone, foto-foto, terus ganti season. Terus saya lihat, Mariati artistik gitu fotografinya, terus juga pendekatannya, angle-angle-nya, captured ekspresinya anaknya gitu," jelasnya.
Namun diakui Mariati diperlukan cara tersendiri untuk menangkap momen yang diinginakan.
"Kita harus tahu mood anak-anak itu, kita harus tahu jam tidurnya, itu penting banget, karena kalo nggak, mood rusak, kita gak bisa dapet foto yang bagus. Jadi kalau misalnya ada moment, saya ajak ngobrol, ya joke aja gitu eh gimana temen kamu di kelas, pas dia ngomong saya foto, karena moment itu yang in between dia lagi ketawa, lagi mikir, terus kalo nggak oh you look so cute, itu smiling-nya langsung berubah, yang malu-malu, ya udah saya foto,” kata Mariati.
Kehandalan Mariati dalam menangkap momen ini diakui Viani Gerungan yang sudah enam tahun memakai jasanya.
"Jadi ya tau sendirilah anak kecil selalu lari-lari, selalu gak bisa diam, tapi Nang tuh hebat banget bisa selalu capture moment yang benar-benar bagus," ujarnya.
Klien Mariati pun berkembang, tak hanya diaspora Indonesia tapi juga warga Amerika setempat, bahkan ada klien yang datang langsung dari Indonesia.
"Setiap foto yang saya ambil itu buat saya piece of art. Mungkin saya ada background design juga, jadi saya selalu treat foto itu kayak lukisan. Saya mempelajari komposisinya, mempelajari pencahayaannya dan yang ketiga itu emosi yang difoto, itu penting buat saya gitu. Saya ingin menghasilkan foto yang bisa storytelling, dengan satu foto bisa ngambil emosi, banyak cerita gitu,“ kata Mariati menutup obrolan dengan VOA. [dw]