Pemimpin Hong Kong telah mengungkapkan rencana untuk menghilangkan sebagian besar kursi yang dipilih langsung di dewan distrik lokal, badan perwakilan politik penting terakhir yang dipilih oleh publik.
Rencana perubahan electoral itu dipandang luas sebagai bagian dari meningkatnya kontrol China atas bekas koloni Inggris itu, yang dijanjikan mendapat otonomi sewaktu dikembalikan ke China pada tahun 1997.
Pemimpin eksekutif Hong Kong John Lee mengatakan, ia tidak setuju kalau penghitungan suara pemilu saja sudah berarti demokrasi.
Ia menambahkan, “Menurut saya, lokasi, negara, tempat yang berbeda memiliki sistem masing-masing, yang harus mempertimbangkan semua karakteristik dan elemen di tempat tersebut. Jadi apa yang baik bagi Hong Kong haruslah mempertimbangkan apa yang terjadi pada masa lalu dan apa yang akan kita hadapi pada masa mendatang.”
Lee mengatakan perombakan itu akan mengurangi proporsi kursi yang dipilih langsung di organisasi setingkat kota menjadi sekitar 20% dari sekitar 90% yang sekarang berlaku.
Dua tahun silam, Hong Kong mengamendemen UU pemilihan untuk badan legislatifnya, mengurangi secara drastis kemampuan publik untuk memilih, dan meningkatkan jumlah legislator pro-Beijing yang membuat keputusan untuk kota itu. Pemilihan dewan distrik mendatang diperkirakan berlangsung akhir tahun ini. [uh/lt]