Hong Kong Tawarkan Hadiah Bagi Penangkapan  Aktivis

Polisi berjaga di dekat tempat pemungutan suara untuk pemilihan distrik di Hong Kong pada 10 Desember 2023. (ISAAC LAWRENCE / AFP)

Polisi Hong Kong, Kamis (14/12), menjanjikan hadiah sebesar 1 juta dolar Hong Kong per orang bagi penangkapan masing-masing lima aktivis terkemuka yang saat ini tinggal di luar negeri, dan menuduh mereka melakukan kejahatan keamanan nasional.

Kelimanya tinggal di luar negeri setelah Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional di pusat keuangan tersebut pada tahun 2020 untuk meredam perbedaan pendapat setelah protes prodemokrasi yang besar-besaran dan terkadang disertai kekerasan.

Kelimanya “telah melarikan diri ke luar negeri dan dicurigai melakukan pelanggaran berdasarkan undang-undang keamanan nasional,” kata Kepala Inspektur Polisi Li Kwai-wah dari Departemen Keamanan Nasional Hong Kong.

Ia menambahkan bahwa mereka “mengkhianati negaranya, mengkhianati Hong Kong, mengabaikan kepentingan rakyat Hong Kong, dan terus membahayakan keamanan nasional bahkan ketika berada di luar negeri”.

“Kami menawarkan hadiah sebesar 1 juta dolar Hong Kong ($128.000) untuk masing-masing dari mereka,” kata Li kepada wartawan pada konferensi pers, di mana ia menunjukkan foto-foto para aktivis tersebut.

Aktivis pro-demokrasi yang dikenal sebagai Nenek Wong digeledah oleh polisi di luar pengadilan tempat persidangan keamanan nasional terbesar di Hong Kong terhadap 47 aktivis pro-demokrasi memulai argumen terakhirnya pada tanggal 29 November 2023. (Foto oleh Peter PARKS / AFP)

Di antara mereka yang menjadi sasaran adalah aktivis terkemuka Simon Cheng, yang saat ini berada di Inggris dan dikenal sebagai pendiri kelompok Hongkongers in Britain. Empat nama lainnya adalah Frances Hui, Joey Siu, Fok Ka-chi dan Choi Ming-da.

Tuduhan mereka termasuk hasutan untuk memisahkan diri, hasutan untuk subversi dan kolusi dengan pihak asing, kata Li.

Ini adalah kedua kalinya polisi Hong Kong menawarkan imbalan besar dalam upaya menangkap mereka yang dituduh melakukan kejahatan keamanan nasional.

Pada bulan Juli, delapan aktivis terkemuka yang juga berada di luar negeri – termasuk anggota parlemen prodemokrasi Nathan Law dan Ted Hui – dijadikan sasaran polisi, yang menawarkan imbalan sebesar 1juta dolar Hong Kong per orang bagi penangkapan mereka.

Amerika Serikat, Australia dan Inggris – negara-negara di mana beberapa aktivis yang dituduh itu sekarang bermukim – mengecam tindakan pemerintah Hong Kong, dan Washington menyebutnya sebagai “preseden yang berbahaya”. [ab/uh]