Hong Kong Tawarkan Peti Mati Ramah Lingkungan

Wilson Tong, CEO LifeArt Asia, memberikan keterangan kepada seorang reporter yang menguji peti mati kertas bertema Katolik di pabrik Tong di Hong Kong, Jumat, 18 Maret 2022. (AP/Kin Cheung)

Peti mati kertas kemungkinan menjadi solusi bagi  Hong Kong sewaktu menghadapi gelombang baru wabah COVID-19. Peti-peti itu  ramah lingkungan, dan tersedia dalam berbagai desain. 

Wabah virus corona di Hong Kong telah menelan sekitar 7.000 jiwa tahun ini. Kota itu melaporkan rata-rata sekitar 200 kematian setiap hari selama sepekan terakhir.

Lonjakan jumlah kematian itu telah membebani banyak kamar mayat, dan kontainer-kontainer berpendingin yang digunakan untuk menyimpan sementara mayat-mayat. Yang tak kalah memprihatinkan, kota itu juga sekarang kekurangan peti mati.

Pihak berwenang telah bergegas memesan lebih banyak peti mati. Pemerintah mengatakan 1.200 peti mati telah mencapai kota itu pekan lalu dengan lebih banyak lagi yang akan datang pada pekan-pekan berikutnya.

Wilson Tong, CEO LifeArt Asia, menunjukkan sampel material peti mati kardus di pabrik Tong di Hong Kong, Jumat, 18 Maret 2022. (AP/Kin Cheung)

LifeArt Asia, sebuah perusahaan peti mati, mencoba memberi solusi dengan menawarkan peti mati kertas. Bentuknya seperti kardus biasa, namun terbuat dari serat kayu daur ulang dan bagian luarnya bisa dihias sesuai permintaan. Di pabriknya di Aberdeen, Hong Kong Selatan, LifeArt Asia memproduksi hingga 50 peti mati setiap harinya.

CEO perusahaan itu, Wilson Tong menyadari bahwa orang-orang Hong Kong mungkin ragu menggunakan peti mati kertas. Tetapi, ia berharap, karena desainnya yang menarik dan bervariasi, kehadiran peti mati yang diproduksi perusahaannya dapat mengubah sikap banyak orang.

Your browser doesn’t support HTML5

Hong Kong Tawarkan Peti Mati Ramah Lingkungan

"Mereka mungkin merasa ragu menggunakan peti kertas. Mereka merasa ini sangat tidak menghormati orang yang mereka cintai. Tapi seperti Anda bisa lihat, kami memiliki lebih dari 40 desain yang berbeda. Jadi, menurut saya, itu memberi cukup pilihan,” kata Wilson Tong.

LifeArt Asia mengatakan peti mati kertasnya, ketika dibakar selama kremasi, mengeluarkan 87 persen lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan dengan yang terbuat dari kayu atau pengganti kayu. Setiap peti mati LifeArt memiliki berat sekitar 10,5 kilogram, dan dapat membawa jasad yang beratnya mencapai 200 kilogram.

Tong merahasiakan harga peti mati karena alasan komersial. Biasanya, peti mati dijual sebagai bagian dari paket pemakaman. Layanan pemakaman paling sederhana yang mencakup peti mati semacam ini, menelan biaya sekitar 1.000 dolar AS.

Wilson Tong, CEO LifeArt Asia (kiri), dan seorang pekerja memindahkan peti mati bunga biru di atas peti mati kertas lainnya di pabrik di Hong Kong, Jumat, 18 Maret 2022. (AP/Kin Cheung)

"Forget Thee Not", sebuah organisasi nirlaba yang membantu orang-orang yang kesulitan membiayai pemakaman, telah membeli 300 peti mati kardus dari LifeArt. Peti mati yang mereka beli tidak untuk dijual kembali, melainkan dikirim ke rumah sakit-rumah sakit untuk bisa dimanfaatkan secara gratis. Organisasi tersebut berharap dapat mempromosikan penggunaan peti mati kertas di masa yang sulit ini.

Albert Ko, ketua Forget Thee Not, mengatakan, “Kami tahu bahwa Hong Kong membutuhkan lebih banyak peti mati. Tidak ada cukup peti mati di rumah sakit-rumah sakit. Pandemi juga mempengaruhi pengiriman sehingga ada kekurangan peti mati. Jadi, kami berharap dapat menggunakan kesempatan ini untuk berkontribusi serta mempromosikan peti mati ramah lingkungan."

Ko berpendapat bahwa beberapa lansia Hong Kong mempertimbangkan pemanfaatan peti mati ramah lingkungan. "Sebenarnya ketika membahas ritual terakhir dengan beberapa orang tua, mereka sebenarnya sangat berpikiran terbuka. Terutama ketika kami memperkenalkan peti mati ramah lingkungan kepada mereka yang peduli dengan alam, mereka sebenarnya sangat senang." [ab/uh]