Hotel Marriott akan Gunakan Rumah-rumah Penduduk untuk Saingi Airbnb

Marriott Marquis hotel di Washington DC (foto: ilustrasi). Marriott menganggap Airbnb telah merebut pangsa kamar hotel mereka.

Perusahaan hotel besar Marriot sedang mendorong para pelanggannya menggunakan rumah-rumah penduduk yang disewakan untuk menyaingi perusahaan sejenis Airbnb.

Perusahaan perhotelan terbesar di dunia itu dalam waktu dekat ini akan mulai menerima pesanan penginapan lewat websitenya untuk menggunakan ribuan rumah di Amerika, Eropa dan Amerika Latin.

Kantor berita Associated Press melaporkan, Marriot menawarkan sekitar 2.000 rumah di 100 kawasan pemasarannya di seluruh dunia. Marriot juga berencana memperluas lokasi penyewaan rumah dan villa di banyak negara lain.

Langkah Marriot itu agaknya diambil karena perusahaan penyewaan rumah Airbnb dianggap telah merebut pangsa kamar hotel. Airbnb hari Senin (29/4) mengumumkan sedang berunding dengan pengusaha real estate di New York untuk membangun hotel mewah dengan 200 kamar di Rockefeller Plaza. Perusahaan itu dilaporkan berencana akan menjual sahamnya di pasar bursa tapi belum jelas kapan, dan bulan lalu membeli perusahaan pemesanan kamar dengan cepat, yang disebut Hotel Tonight.

Kata laporan itu Marriott menarget keluarga-keluarga kaya untuk menyewa apartemen dengan satu kamar tidur dengan tarip 200 dolar per malam, sampai ke penyewaan kastil lengkap di Skotlandia dengan sewa 10.000 dolar. Apartemen dan rumah-rumah mewah yang ditawarkan itu terletak di tempat-tempat dimana Marriot tidak punya hotel, seperti di Bar Harbor, negara bagian Maine dan Bordeaux di Perancis.

Tapi agaknya Marriot masih jauh dari usaha menyaingi perusahaan Airbnb yang menawarkan enam juta kamar atau rumah untuk disewakan di seluruh dunia, atau Booking.com yang punya daftar rumah sewa di 220 negara.

Untuk menarik pelanggan, Marriott menjamin standar bagi rumah-rumah sewanya, yang sama dengan hotel-hotel miliknya, seperti layanan internet, seprei dan peralatan kamar tidur mewah, kamar mandi modern dan bahkan tempat tidur bayi.

Kata jurubicara Marriott Stephanie Linnartz, salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan penyewaan rumah adalah kurangnya pemeriksaan kualitas karena banyaknya fasilitas yang ditawarkan.

Munculnya perusahaan penyewaan kamar atau rumah seperti Airbnb telah mengubah citra dan harapan para penggunanya. Kata Linnartz, pelanggan mungkin puas dengan tidur di jaringan hotel murah ketika mengadakan perjalanan bisnis atau untuk menghadiri pertandingan sepakbola, tapi ada kalanya orang menghendaki tempat bermalam yang lebih mewah dan menyenangkan.

Kata Marriott, para penyewa rumah di London dan sejumlah kota Eropa pada umumnya tinggal 5 malam atau lebih, dua kali lebih lama dari pengunjung biasa. (ii)