Houthi mengklaim pesawat pengintai milik Amerika Serikat dan Inggris bekerja sama dengan Israel untuk mempersiapkan "pembantaian" di Rafah, Gaza selatan.
Pemimpin Houthi, Abdel Malek al-Houthi, pada Selasa (13/2), mengatakan “pesawat-pesawat pengintai Amerika Serikat dan Inggris berada di garis depan dan mempersiapkan rangkaian [aksi] kriminal berdarah yang ingin dilakukan oleh musuh Israel.”
Ia merujuk pada partisipasi kedua negara dalam dukungan logistik untuk operasi Israel di Jalur Gaza, dan langkah Perdana Menteri Israel yang mengizinkan tentara pasukan pertahanan Israel (IDF) untuk menyerbu Rafah, kota di mana ribuan warga Palestina kini mengungsi.
BACA JUGA: Perang Israel-Hamas Paling Mematikan bagi WartawanDalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada Selasa malam, al-Houthi, seorang politisi Yaman yang menjadi pemimpin gerakan pemberontak yang didukung Iran, juga menuduh Liga Arab dan negara-negara Arab tunduk dan taat pada tekanan Israel untuk tetap diam dan netral terhadap apa yang terjadi di Jalur Gaza.
"Di mana Liga Arab? Bahkan di tingkat jalur diplomatik, tindakannya sangat lemah dan tidak memiliki pertimbangan atau dampak apapun," katanya.
Kelompok pemberontak Houthi sejak November lalu telah berulang kali menyerang kapal-kapal di Laut Merah sebagai balasan atas serangan Israel di Gaza. Mereka sering menargetkan kapal-kapal yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan Israel, sehingga membahayakan pelayaran di jalur utama perdagangan antara Asia, Timur Tengah dan Eropa. [em/jm]