Pemimpin kelompok Houthi di Yaman menuduh Israel telah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah, menyusul pembunuhan seorang komandan Hizbullah di Beirut dan pembunuhan pemimpin Hamas di Iran pada awal minggu ini.
"Harus ada respon militer terhadap kejahatan serius dan eskalasi yang signifikan oleh musuh Israel," kata Abdul Malek al Houthi dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada Kamis (1/8).
"Upaya-upaya sedang dilakukan untuk meresponnya," tambah pemimpin Houthi tersebut.
Sebelumnya pada Kamis pagi, saat berpidato di hadapan para pelayat di pemakaman seorang komandan tempurnya yang tewas dalam serangan udara Israel pada Selasa (30/7) di Beirut, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa konflik dengan Israel telah memasuki "fase baru."
Sementara itu di Teheran, pemimpin tertinggi Iran berdoa di atas jenazah pemimpin politik Hamas, yang terbunuh dalam sebuah pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Israel.
Pembunuhan beruntun ini telah meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi perang yang lebih luas, dan membuat kawasan ini menunggu untuk melihat bagaimana tanggapan Iran dan sekutunya, Hizbullah.
BACA JUGA: Khawatir Konflik Timur Tengah, Harga Minyak Justru Turun $1 LebihIran telah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel atas serangan yang menewaskan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pada Rabu (31/7), di ibu kota Iran, Teheran.
Israel belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, namun komentar juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari tidak langsung menyangkal tudingan itu.
"Tidak ada serangan udara tambahan, tidak ada rudal dan tidak ada pesawat tak berawak Israel, di seluruh Timur Tengah pada malam itu," ujarnya pada hari Kamis, yang memicu spekulasi bahwa Israel mungkin telah menggunakan cara-cara lain untuk membunuh Haniyeh.
Israel membenarkan bahwa mereka melakukan serangan di Beirut pada hari Selasa, yang menewaskan komandan Hizbullah, Fouad Shukur, bersama dengan seorang penasihat militer Iran dan setidaknya lima warga sipil.
Israel mengatakan Shukur berada di balik serangan roket beberapa hari sebelumnya yang menghantam sebuah lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel. Serangan itu menewaskan 12 anak-anak.
Hizbullah membantah berada di balik serangan itu. Nasrallah kembali menggarisbawahi bantahan itu pada Kamis. [em/jm]