HRW: 50 Ditahan di Libya Setelah Insiden Pelarian dari Penjara

Gedung dan mobil yang hancur setelah pasukan yang setia kepada komandan Libya Khalifa Haftar menguasai Derna, Libya , 13 Juni 2018. (REUTERS/Esam Omran Al-Fetori)

Militer Libya yang bermarkas di wilayah timur negara itu menangkap sedikitnya 50 orang di sebuah kota pantai menyusul insiden pelarian dari penjara awal tahun ini, kata sebuah kelompok HAM, Selasa (8/3).

Human Rights Watch (HRW) mengatakan dalam pernyataannya bahwa sebuah kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Angkatan Bersenjata Arab Libya (LAAF) melancarkan tindakan keras setelah lima tahanan melarikan diri dari sebuah penjara di kota Derna pada 16 Januari.

Kelima tahanan ini berhasil ditangkap lagi empat hari kemudian. Tapi kelompok bersenjata, Batalyon Tarek Bin Ziyad, terus melakukan penahanan terhadap puluhan orang lainnya di kota itu, termasuk kerabat dari lima narapidana itu, sejumlah mantan narapidana dan keluarga mereka.

''Sekali lagi, pasukan LAAF yang tidak bertanggung jawab menggunakan taktik brutal untuk menanamkan ketakutan dan teror di kalangan penduduk Derna,'' kata Eric Goldstein, wakil direktur regional HRW.

BACA JUGA: Produksi Minyak Libya Anjlok Setelah Dua Kilang Minyak Penting Ditutup

Goldstein menyerukan pembebasan mereka yang ditahan secara sewenang-wenang dan mengungkapkan keberadaan siapa pun yang masih ditahan. Juru bicara LAAF belum dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya.

LAAF, yang dipimpin oleh komandan Khalifa Hifter yang sangat berpengaruh, mengontrol wilayah timur Libya dan sebagian besar wilayah selatannya. Mereka merebut Derna setelah bertempur dengan kelompok-kelompok militan pada 2018.

Pasukan Hifter telah menciptakan kestabilan di daerah-daerah yang mereka kuasai tetapi mereka melakukan tindakan keras yang lebih agresif terhadap para aktivis dan LSM.

Libya terperosok ke dalam kekacauan setelah pemberontakan pada tahun 2011 yang menggulingkan dan kemudian membunuh penguasa lama Moammar Gadhafi. Negara ini sebagian besar dikendalikan oleh sejumlah milisi yang mengambil untung dari kekacauan dan perang saudara yang telah berlangsung selama satu dekade. [ab/ka]