Sebuah organisasi hak asasi internasional mengatakan polisi di Republik Demokrasi Kongo telah mengeksekusi puluhan orang dalam operasi anti-geng atau komplotan penjahat.
Human Rights Watch mengatakan polisi di ibukota Kinshasa, telah membunuh sedikitnya 51 pemuda yang sebagian besar tidak bersenjata di luar rumah mereka atau di pasar untuk mengintimidasi penduduk.
Human Rights Watch mengatakan polisi juga bertanggung jawab atas hilangnya paling sedikit 33 lainnya.
Laporan itu, yang dirilis Selasa (18/11), didasarkan pada keterangan saksi mengenai “Operasi Likofi” yang diluncurkan November tahun lalu untuk mengurangi komplotan penjahat di ibukota.
Organisasi hak asasi itu mendesak agar komandan operasi tersebut diberhentikan dan agar penyelidikan pengadilan dilancarkan untuk menuntut orang-orang yang bertanggung jawab.
Pemerintah Kongo belum dapat dihubungi untuk memperoleh tanggapan mereka.