Human Rights Watch (HRW) menuduh pasukan keamanan Belarus menahan ribuan orang dan menyiksa ratusan lainnya pada hari-hari setelah pemilihan 9 Agustus yang disengketakan, yang memberi Presiden Alexander Lukashenko yang otoriter masa jabatan ke-enamnya.
Tindakan keras pemerintah yang brutal tidak lama setelah pemilu itu mengakibatkan penahanan hampir 7.000 orang. Sedikitnya tiga orang tewas dalam protes itu, dan ratusan lainnya terluka oleh polisi yang secara agresif membubarkan demonstran damai dengan peluru karet, pentungan dan granat kejut. Lukashenko menuduh kekuatan asing berada di balik protes dan menyangkal bahwa pemungutan suara itu dicurangi.
BACA JUGA: Dewan HAM PBB akan Gelar Debat Situasi HAM di BelarusHRW mengatakan temuannya didasarkan pada wawancara dengan 27 mantan tahanan, yang sebagian besar ditangkap antara 8 dan 12 Agustus, 14 orang yang mengetahui tentang penangkapan itu, pemeriksaan 67 video dan laporan tertulis dari mantan tahanan dan kerabat mereka.
Para tahanan mengatakan mereka menjadi sasaran pemukulan, penyetruman dan bentuk-bentuk penyiksaan lainnya, yang mengakibatkan luka-luka seperti patah tulang, luka bakar karena listrik, cedera ringan otak, kerusakan ginjal dan Keretakan gigi. Sedikitnya satu tahanan mengaku telah diperkosa. [lt/jm]