India dan ASEAN diperkirakan akan meningkatkan hubungan dalam pertemuan dua hari di New Delhi menandai peringatan 20 tahun kerjasama antara India dan kawasan tersebut.
NEW DELHI —
Ditengah ketegangan yang meningkat dengan Tiongkok, beberapa negara Asia Tenggara ingin India berperan lebih besar di kawasan itu.
Pertemuan yang dimulai Kamis (20/12) di ibukota India mengundang pemimpin-pemimpin dari sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara. Mereka yang datang termasuk Perdana Menteri Singapura, Kamboja, Malaysia dan Vietnam dan Presiden Burma dan Indonesia.
Pertemuan itu tidak hanya akan merayakan hubungan yang sudah lama terjalin, namun juga merancang peta jalan untuk mempererat hubungan politik dan ekonomi. Puncak acara dalam pertemuan tersebut merupakan penandatanganan perjanjian perdagangan bebas India-ASEAN di bidang jasa dan investasi.
India telah membangun jembatan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang berkembang pesat sejak mengumumkan kebijakan "Look East Policy", lebih dari satu dekade yang lalu, yang mengupayakan mitra dagang baru disamping mitra Baratnya. Negara-negara ASEAN tertarik dengan profil ekonomi India yang semakin berpengaruh dan memiliki pasar lebih dari satu miliar orang.
Menteri Luar Negeri India Ranjan Mathai mengatakan hubungan perdagangan telah berkembang pesat. “Perdagangan ASEAN-India telah tumbuh 22 persen lebih selama enam tahun belakangan dan kenyataannya perdagangan antara India-ASEAN tahun 2011-2012 telah meningkat 37 persen lebih. Nilai perdagangan saat ini adalah $79 miliar, melebihi target sebesar $70 miliar yang mereka tetapkan sebelumnya,” kata Menlu Mathai.
Namun, peran India masih lebih kecil dari Tiongkok di kawasan tersebut. Perdagangan Tiongkok dengan negara-negara ASEAN bernilai lebih dari empat kali dibandingkan India tahun lalu sebesar $363 miliar.
Namun, pengamat politik mengatakan negara-negara ASEAN tertarik dengan India karena mereka mengeksplorasi bagaimana New Delhi – yang juga negara besar di kawasan itu – dapat mengimbangi kekuatan Tiongok di Asia. Mereka merujuk pada perselisihan yang timbul antara Tiongkok dan negara-negara seperti Vietnam dan Filipina mengenai Laut Cina Selatan. Beberapa negara ASEAN mencermati apakah India akan lebih terlibat. India dan Vietnam sedang menjajaki explorasi minyak dan gas di perairan yang diperdebatkan, meskipun Tiongkok mengajukan keberatan.
Seorang analis politik di New Delhi, Bhaskar Roy, mengatakan ASEAN ingin mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok, yang mendominasi wilayah tersebut baik secara politik maupun ekonomi.
“Menggantungkan seluruhnya hanya pada Tiongkok, khususnya dengan sikap Tiongkok saat ini tidak menguntungkan. Jadi jelas ada gerakan mencari cara lain, dan inilah yang dilakukan dengan India,” papar Roy.
Para pejabat India mengatakan India membutuhkan lebih banyak jalur udara dan darat ke negara-negara Asia Tenggara agar dapat memanfaatkan seluruh potensi di kawasan tersebut.
Pertemuan yang dimulai Kamis (20/12) di ibukota India mengundang pemimpin-pemimpin dari sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara. Mereka yang datang termasuk Perdana Menteri Singapura, Kamboja, Malaysia dan Vietnam dan Presiden Burma dan Indonesia.
Pertemuan itu tidak hanya akan merayakan hubungan yang sudah lama terjalin, namun juga merancang peta jalan untuk mempererat hubungan politik dan ekonomi. Puncak acara dalam pertemuan tersebut merupakan penandatanganan perjanjian perdagangan bebas India-ASEAN di bidang jasa dan investasi.
India telah membangun jembatan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang berkembang pesat sejak mengumumkan kebijakan "Look East Policy", lebih dari satu dekade yang lalu, yang mengupayakan mitra dagang baru disamping mitra Baratnya. Negara-negara ASEAN tertarik dengan profil ekonomi India yang semakin berpengaruh dan memiliki pasar lebih dari satu miliar orang.
Menteri Luar Negeri India Ranjan Mathai mengatakan hubungan perdagangan telah berkembang pesat. “Perdagangan ASEAN-India telah tumbuh 22 persen lebih selama enam tahun belakangan dan kenyataannya perdagangan antara India-ASEAN tahun 2011-2012 telah meningkat 37 persen lebih. Nilai perdagangan saat ini adalah $79 miliar, melebihi target sebesar $70 miliar yang mereka tetapkan sebelumnya,” kata Menlu Mathai.
Namun, peran India masih lebih kecil dari Tiongkok di kawasan tersebut. Perdagangan Tiongkok dengan negara-negara ASEAN bernilai lebih dari empat kali dibandingkan India tahun lalu sebesar $363 miliar.
Namun, pengamat politik mengatakan negara-negara ASEAN tertarik dengan India karena mereka mengeksplorasi bagaimana New Delhi – yang juga negara besar di kawasan itu – dapat mengimbangi kekuatan Tiongok di Asia. Mereka merujuk pada perselisihan yang timbul antara Tiongkok dan negara-negara seperti Vietnam dan Filipina mengenai Laut Cina Selatan. Beberapa negara ASEAN mencermati apakah India akan lebih terlibat. India dan Vietnam sedang menjajaki explorasi minyak dan gas di perairan yang diperdebatkan, meskipun Tiongkok mengajukan keberatan.
Seorang analis politik di New Delhi, Bhaskar Roy, mengatakan ASEAN ingin mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok, yang mendominasi wilayah tersebut baik secara politik maupun ekonomi.
“Menggantungkan seluruhnya hanya pada Tiongkok, khususnya dengan sikap Tiongkok saat ini tidak menguntungkan. Jadi jelas ada gerakan mencari cara lain, dan inilah yang dilakukan dengan India,” papar Roy.
Para pejabat India mengatakan India membutuhkan lebih banyak jalur udara dan darat ke negara-negara Asia Tenggara agar dapat memanfaatkan seluruh potensi di kawasan tersebut.