Hujan Monsun Guyur Nepal, 148 Tewas

  • AFP
    Associated Press

Sungai Bagmati terlihat banjir akibat hujan lebat di Kathmandu, Nepal, Sabtu, 28 September 2024. (Foto: Gopen Rai/AP)

Daerah dataran rendah di Ibu Kota Nepal, Kathmandu, direndam banjir besar pada Minggu (29/9) sebagai buntut turunnya hujan monsun yang sangat deras. Aparat kepolisian mengatakan bencana tersebut memicu sedikitnya 148 kematian di seluruh wilayah Himalaya.

Banjir dan tanah longsor maut akibat hujan sering melanda Asia Selatan selama musim monsun, dari Juni hingga September. Namun, para pakar menyatakan bahwa perubahan iklim semakin meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan bencana tersebut.

Sebagian besar wilayah Nepal timur dan tengah terendam banjir sejak Jumat. Selain itu daerah-daerah itu juga diterjang banjir bandang dari beberapa sungai dan kerusakan parah di jalan raya negara tersebut.

Otoritas Pengurangan Risiko Bencana Nasional Nepal mengatakan 148 orang tewas di seluruh negeri dan 59 orang lainnya masih hilang.

Cuaca di Nepal membaik pada Minggu dan upaya penyelamatan, pemulihan dan pembersihan sedang berlangsung.

Tim SAR menggunakan rakit karet untuk menyelamatkan warga dari daerah banjir di dekat tepi Sungai Bagmati yang meluap setelah hujan lebat, di Kathmandu, Nepal, 28 September 2024. (Foto: Navesh Chitrakar/REUTERS)

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Rishi Ram Tiwari, mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya mengerahkan buldoser untuk membersihkan sejumlah jalan raya yang tertutup puing sehingga Kathmandu menjadi terisolasi.

"Lebih dari 3.000 orang telah berhasil dievakuasi," tambahnya.

Para petugas penyelamat menemukan 14 mayat dalam semalam, dari dua bus menuju Kathmandu yang tertimbun tanah longsor di sebuah jalan raya dekat ibu kota. Setidaknya satu bus lain dan kendaraan lain masih tertimbun di tempat yang sama, dan para petugas penyelamat menggali bebatuan dan lumpur untuk mencari korban.

Kathmandu masih terputus pada Minggu karena jalan raya utama keluar dari kota itu terhalang oleh tanah longsor.

Tiga rute, termasuk jalan raya utama Prithvi yang menghubungkan Kathmandu ke seluruh negeri, telah tertutup tanah longsor.

Penduduk di bagian selatan Kathmandu, yang terendam air, sedang membersihkan rumah-rumah mereka karena ketinggian air mulai surut. Sedikitnya 34 orang tewas di Kathmandu, yang paling parah dilanda banjir pada hari Sabtu (28/9). Petugas polisi dan tentara membantu upaya penyelamatan, sementara alat berat digunakan untuk membersihkan jalan dari tanah longsor.

BACA JUGA: Hujan Deras Picu Tanah Longsor di Nepal: 11 Tewas, 8 Hilang

Pemerintah mengumumkan akan menutup sekolah dan perguruan tinggi di seluruh Nepal selama tiga hari ke depan.

Hujan lebat, yang dimulai pada hari Jumat (26/9), melambat pada Sabtu malam, namun diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir pekan.

Lembah Kathmandu mencatat curah hujan 240 milimeter dalam 24 jam hingga Sabtu (28/9) pagi, menurut biro cuaca negara itu kepada surat kabar Kathmandu Post.

Curah hujan tersebut merupakan yang tertinggi yang tercatat di ibu kota sejak 1970, menurut laporan tersebut.

Pemerintah minggu lalu mengeluarkan peringatan banjir di seluruh negara Himalaya, memperingatkan akan terjadinya curah hujan besar. Bus dilarang bepergian pada malam hari di jalan raya dan masyarakat dilarang mengemudikan mobil. [ah/ft] [em/ab]