Kepala Staf Perdana Menteri Hungaria, Gergely Gulyas, mengatakan negaranya tidak akan mendukung usulan Uni Eropa untuk memulai pembicaraan mengenai pengajuan Ukraina sebagai anggota blok tersebut.
Berbicara pada konferensi pers pada Kamis (30/11), Gulyas mengatakan terlalu dini untuk memulai pembicaraan mengenai keanggotaan resmi Ukraina. Ia juga mengatakan bahwa Hungaria tidak akan setuju untuk membuka diskusi ketika para pemimpin UE bertemu pada pertengahan Desember mendatang.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban secara luas dianggap sebagai salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Eropa. Ia berpendapat, perundingan tidak boleh dimulai dengan negara yang sedang berperang dan menjadikan Ukraina sebagai anggota akan mengubah sistem distribusi dana UE ke 27 negara yang ada.
Sebelumnya pada bulan ini, Orban mengatakan, Ukraina perlu waktu lebih lama lagi untuk bergabung dengan blok itu. Dia lebih lanjut mengisyaratkan bahwa pemerintahannya akan menjadi hambatan besar bagi ambisi Kyiv pada pertemuan antar para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa di Brussel pada Desember.
BACA JUGA: Blinken Yakinkan NATO Terkait Komitmen AS pada UkrainaPada Kamis, Gulyas juga mengatakan Hungaria tidak akan mendukung usulan amandemen anggaran Uni Eropa, yang sebagian di antaranya akan memberikan bantuan jangka panjang sebesar 50 miliar euro (US$54,5 miliar) kepada Ukraina.
Ia mengatakan UE “secara ilegal” menahan dana dari Hungaria, dan akibatnya pemerintah negara itu akan menolak perubahan anggaran apa pun. UE membekukan dana miliaran dolar ke Budapest atas dugaan kegagalan pemerintahan Orban dalam mematuhi aturan hukum dan standar pemberantasan korupsi UE.
Hungaria bersikeras bahwa pihaknya tidak mengaitkan dana beku UE dengan masalah lain, namun banyak pihak di Brussel memandang ancaman veto Hungaria terkait bantuan dan keanggotaan Ukraina sebagai upaya untuk memeras blok itu agar mengeluarkan dana yang ditahan. [ps/lt]