Putra Presiden AS Joe Biden, Hunter Biden, pada hari Kamis (14/9) didakwa karena membeli senjata api secara ilegal lima tahun lalu, ketika dirinya mengakui bahwa saat itu ia sering mengonsumsi narkoba.
Hunter didakwa dengan dua pasal pernyataan bohong, karena mengklaim dalam sejumlah dokumen bahwa ia tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang secara ilegal ketika membeli sebuah pistol revolver Colt di Delaware.
Pasal ketiga yang dikenakan terhadapnya menyatakan bahwa dikarenakan pernyataan bohong itu, maka ia memiliki senjata api itu secara ilegal. Dakwaan itu mengandung ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Dakwaan itu diajukan oleh Jaksa Khusus David Weiss dari Departemen Kehakiman AS, yang telah menyelidiki Hunter sejak 2018.
BACA JUGA: Hunter Biden Mengaku Tidak Bersalah Atas Dakwaan Kasus PajakDakwaan itu diajukan dua bulan setelah kesepakatan pembelaan (plea deal) Hunter dan Weiss, yang mencakup dakwaan soal kepemilikan senjata api dan pelanggaran pajak Hunter, gagal terwujud karena adanya perselisihan tentang kemungkinan adanya dakwaan tambahan bagi sang putra presiden di masa depan.
Dalam kesepakatan awal Juli lalu, Hunter setuju untuk mengaku bersalah atas dua dakwaan pelanggaran pajak ringan.
Sebagai imbalannya, ia akan menjalani masa percobaan, mengingat ia sudah melunasi utang pajak dan dendanya kepada pemerintah.
Dalam kesepakatan yang sama, Weiss setuju untuk menghentikan pendakwaan pidana soal kepemilikan senjata api, bila Hunter sudah menyelesaikan prosedur “pengalihan praperadilan,” yang biasanya berupa konseling atau rehabilitasi.
Namun dalam sidang tanggal 26 Juli yang berlangsung dramatis, kesepakatan itu berantakan setelah timbul pertanyaan apakah Hunter Biden akan kebal dari kemungkinan pendakwaan di masa yang akan datang, yang juga sedang diselidiki oleh Weiss, termasuk potensi tindak pidana dalam transaksi bisnis Hunter di Ukraina, China, dan lainnya.
BACA JUGA: Mantan Pejabat Burisma: Ikatan Keluarga Bagian Besar Merek Hunter BidenHakim menyebut kemungkinan bahwa Hunter bisa didakwa karena bertindak sebagai pelobi bagi pemerintah asing tanpa mendaftarkan diri kepada Departemen Kehakiman AS.
Tiga minggu kemudian, setelah kesepakatan itu gagal terwujud, Weiss membatalkan dakwaan pelanggaran pajak terhadap Hunter dan mengisayaratkan bahwa ia akan mengajukan dakwaan baru di negara bagian lain.
Ia pun mengatakan kepada pengadilan Delaware bahwa dakwaan atas kepemilikan senjata api akan diajukan akhir September.
Masalah hukum yang dihadapi Hunter (53 tahun), yang seorang pengacara dan pelobi lulusan Universitas Yale, membayangi kampanye pilpres ayahnya, Joe Biden.
Tanpa menunjukkan bukti, Partai Republik menuduh Departemen Kehakiman pada masa pemerintahan Biden melindungi putra sang presiden dan menuduh Weiss, jaksa khusus yang ditunjuk sendiri oleh kubu Republik, tidak sungguh-sungguh mengusut Hunter. [rd/jm]