Abdullahi Jahun (24), salah satu dari puluhan pria hyena, begitu mereka biasa dipanggil. Ia belajar cara menjinakkan hyena dari ayahnya, dan sekarang mencari nafkah dengan memanfaatkan hewan itu. Ia keliling dari satu desa ke desa lain, ia menghibur banyak orang dengan hewan tersebut.
"Ini adalah pekerjaan saya sejak mulai bisa berjalan. Saya biasa melihat orang tua melakukannya dan itu membuat saya begitu berminat menjinakkan hewan itu. Dulu saya hanya penonton, tapi kini menjadi orang yang mempertontonkan kemampuan menangani hyena,” jelasnya.
Jahun mengatakan, ia menangkap hyena-nya dua tahun lalu dan membawanya ke berbagai acara seperti festival tradisional dan pelantikan penguasa.
Jahun dan hyena-nya biasanya muncul bersama artis jalanan lainnya seperti pawang ular, penabuh genderang, dan penari.
Jahun membiarkan anak-anak duduk di punggungnya, dan kadang-kadang ia menggendong seorang anak di pundaknya sendiri dan menempatkan hyena di sekitar pinggulnya pada saat yang bersamaan. Bergantung pada jumlah penonton, ia bisa mengumpulkan uang antara 8.000 dan 20.000 naira (atau $20-$50) per satu pertunjukkan.
Hyena sering dipandang sebagai hewan menjijikkan dan menyeramkan. Pandangan itu muncul sebagian karena kebiasaan mereka mengais-ngais bangkai di alam liar, tetapi pemimpin tradisional Nasiru Wada mengatakan pria hyena telah menjadi bagian dari budaya populer di Nigeria utara selama beberapa generasi.
“Ini sudah berlangsung ratusan tahunan, atau bahkan ribuan tahun. Dulu sangat populer, tapi sekarang tidak sepopuler itu lagi. Hyena lebih sulit didapat pada saat ini karena menyusutnya habitat. Apa yang kita lihat sekarang adalah seni yang sekarat," lanjutnya.
Wada mengakui bahwa perlakukan manusia terhadap hyena di wilayah utara Nigeria mungkin tidak sejalan dengan gagasan modern tentang perlakuan terhadap hewan, dan para konservasionis juga mempertanyakan bagaimana hewan-hewan itu ditangkap dan dipelihara.
Tapi Yaya Kawa, seorang petani, pemburu dan dukun, yang tinggal dengan seekor hyena dan beberapa ular di sebuah desa di Negara Bagian Kano, mengatakan, hyena adalah bagian dari kehidupan normal di komunitasnya.
Rumahnya sering dikunjungi anak-anak yang ingin melihat binatang itu. Tetangga-tetangganya yang baru saja menyembelih kambing terkadang menawarkan hadiah berupa daging untuk hyena-nya.
Your browser doesn’t support HTML5
Kawu menjual obat yang terbuat dari kotoran, air liur atau rambut hyena, yang katanya dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit bahkan termasuk perilaku buruk remaja.
"Ketika orang menghadapi masalah, saya membantu mengatasinya. Banyak anak muda kecanduan narkoba, alkohol. Orang tua mereka datang kepada saya dan saya memberi mereka obat sehingga anak-anak itu bisa disembuhkan.” [ab/lt]