Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi hari Kamis (9/6) mengatakan Iran telah menyingkirkan 27 kamera pengintai dari fasilitas-fasilitas nuklir di seluruh negara itu sehingga menghalangi kemampuan IAEA untuk memantau kegiatan nuklir negara tersebut.
Grossi menyebut tindakan itu sebagai “tantangan serius,” dan menambahkan bahwa dalam hitungan minggu IAEA tidak akan lagi memiliki “informasi berkelanjutan” tentang program nuklir Iran.
“Ini akan menjadi pukulan telak” bagi perundingan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran dengan kekuatan dunia, ujar Grossi.
Ditambahkannya, “ketika kita kehilangan akses (untuk memantau fasilitas nuklir) maka siapa pun jadi menduga-duga.”
BACA JUGA: Iran Bersikeras Tidak Sembunyikan Apa pun Sementara IAEA Siap Keluarkan KecamanGrossi mengatakan masih ada “sekitar 40an” kamera di sebagian fasilitas nuklir.
Beberapa fasilitas nuklir yang tidak lagi memiliki kamera antara lain fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah Natanz dan Isfahan, tambahnya.
Pembicaraan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran tahun 2015 telah terhenti sejak April lalu. Amerika, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, menarik diri dari perjanjian itu pada tahun 2018. Sementara upaya pemerintahan Biden untuk merundingkan kembalinya Amerika pada perjanjian itu telah gagal.
Sebagian pakar mengatakan Iran hampir memiliki uranium yang diperkaya ke tingkat yang cukup untuk membuat satu bom nuklir.
Iran telah berulangkali mengatakan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai. [em/ka]