Kepala lembaga pengawasan nuklir PBB, Rafael Grossi, mengatakan pada Rabu (7/2) bahwa dia telah menyelesaikan misi pemantauan ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia milik Ukraina, di wilayah yang saat ini dikuasai Rusia.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ini berbicara dalam sebuah rekaman video pendek, dalam perjalanannya kembali ke kantor pusat lembaga itu.
“Kami baru saja berada di garis depan perang. Kami baru saja menyelesaikan perjalanan menyeberang perbatasan dengan sukses dan menuju kembali ke kantor pusat IAEA setelah kunjungan keempat di PLTN Zaporizhzhia, di mana kami telah mampu melakukan pemeriksaan yang memberi kami kesempatan untuk melengkapi penilaian kami terhadap tahap terkini dari fasilitas tersebut dan status keselamatan dan keamanan nuklir,” kata Grossi.
Menurut laporan dari kantor berita Rusia, Grossi mengatakan bahwa ada cukup sumber air di Zaporizhzhia untuk memenuhi kolam pendingin yang dibutuhkan oleh PLTN tersebut.
BACA JUGA: Ukraina Berhasil Serang Kilang Minyak RusiaIAEA juga merotasi tim yang melakukan pengawasan yang secara permanen ditempatkan di Zaporizhzhia, kata kantor berita tersebut.
Rusia telah memegang kontrol terhadap PLTN terbesar di Eropa setelah melancarkan serangan skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022. Enam reaktor nuklir di PLTN tersebut saat ini tidak beroperasi.
Ukraina tahun lalu menyatakan bahwa mereka takut PLTN tersebut dapat menghadapi situasi kekurangan air karena Rusia telah membiarkan air mengalir keluar dari bendungan yang mensuplainya. Ini situasi berbahaya meskipun reaktor-reaktornya dimatikan.
PLTN membutuhkan cukup air untuk mendinginkan reaktor-reaktor dan membantu mencegah krisis nuklir. [ns/ka]