Sekelompok ilmuwan, pada Senin (24/4), mengatakan mereka telah mengembangkan mobile printer pertama yang bisa membuat plester seukuran kuku. Plester ini bisa diisi vaksin mRNA COVID-19, dengan harapan membantu mengimunisasi orang di daerah terpencil.
Meskipun rintangan tetap ada dan printer 3D kemungkinan akan tersedia beberapa tahun lagi, para ahli memuji temuan yang "menarik" tersebut.
Alat itu dapat mencetak plester selebar 2 sentimeter yang masing-masing berisi ratusan jarum kecil yang menyuntikkan vaksin jika ditekan ke kulit.
"Microneedle patch" menawarkan berbagai keuntungan dibandingkan dengan suntikan di lengan, termasuk bisa dilakukan sendiri, relatif tidak menimbulkan rasa sakit, lebih cocok untuk mereka yang masih ragu pada vaksin dan bisa disimpan pada suhu kamar untuk waktu yang lama.
Vaksin mRNA COVID-19 yang populer dari Pfizer dan Moderna perlu didinginkan, sehingga menyebabkan komplikasi distribusi — terutama di negara berkembang yang mengecam distribusi dosis yang tidak merata selama pandemi.
Printer baru itu diuji dengan suntikan Pfizer dan Moderna, menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Biotechnology. Tetapi, tujuan tim peneliti internasional adalah agar plester dapat disesuaikan dengan vaksin apa pun yang dibutuhkan. [ka/jm]