IMF Resmi Setujui Pinjaman Rp 233 Triliun untuk Ukraina 

Seorang pejalan kaki melintas di depan gedung Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington, AS, 5 April 2021. (Foto: Andrew Harnik/AP Photo/ arsip)

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Jumat (31/3), mengumumkan bahwa dewan eksekutif menyetujui program pinjaman senilai $15,6 miliar atau sekitar Rp 233,5 triliun yang bertenor empat tahun.

Dilansir oleh kantor berita Reuters, pinjaman itu adalah bagian dari paket pendanaan global senilai $115 miliar atau setara Rp 1.721 triliun untuk menopang perekonomian Ukraina yang selama 13 bulan terakhir melawan invasi Rusia.

Keputusan IMF itu akan membuka jalan pencairan segera dana senilai $2,7 miliar kepada Ukraina, kata IMF dalam pernyataannya. Pinjaman itu juga mensyaratkan para pejabat Ukraina untuk menjalankan reformasi yang ambisius.

BACA JUGA: Risiko Stabilitas Keuangan Meningkat, IMF Imbau Negara-negara agar Waspada

Extended Fund Facility (EFF) adalah program pendanaan konvensional pertama yang disetujui oleh IMF untuk negara yang sedang terlibat dalam perang besar. Besaran paket pendanaan secara keseluruhan menunjukkan komitmen masyarakat dunia untuk terus mendukung Ukraina dalam perang tersebut, menurut para sumber.

Sebelumnya, program pinjaman jangka panjang untuk Ukraina senilai $5 miliar dibatalkan pada Maret 2022 karena IMF memberikan pinjaman darurat senilai $1,4 miliar dengan sejumlah persyaratan. Lembaga donor itu kemudian mengucurkan tambahan pinjaman senilai $1,3 miliar dalam program pangan pada Oktober 2022.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina GEorgieva melalui sambungan video di tengah invasi Rusia ke Ukraina, Kyiv, Ukraina, 20 Mei 2022. (Foto: Ukrainian Presidential Press Service via Reuters)

Pinjaman terbaru tersebut diharapkan akan membuka kucuran dana tambahan senilai $115 miliar sebagai dukungan internasional kepada Ukraina. Seorang pejabat IMF mengatakan paket senilai $115 miliar itu mencakup pinjaman IMF, komitmen pinjaman dan hibah dari beberapa institusi multilateral senilai $80 miliar, dan komitmen pengurangan utang senilai $20 miliar.

Ukraina harus memenuhi sejumlah kondisi selama dua tahun mendatang, termasuk menghindari kebijakan yang bisa mengikis pendapatan pajak, memastikan cadangan devisa yang memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang, mempromosikan independensi bank sentral dan memperkuat upaya memerangi korupsi.

BACA JUGA: Cek Fakta: Sekutu Putin Sebut Ukraina Jadi Negara Miskin karena Pro-Amerika

Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF Gita Gopinath mengatakan program pinjaman Ukraina menghadapi risiko-risiko “yang luar biasa tinggi.” Kesuksesan program pinjaman itu bergantung pada besaran, komposisi dan waktu pendanaan eksternal untuk menutup kesenjangan fiskal dan pendanaan eksternal serta memulihkan keberlangsungan utang Ukraina.

“Invasi Rusia ke Ukraina terus membawa dampak ekonomi dan sosial yang merusak,” kata Gita. Dia memuji otoritas Ukraina karena berhasil menjaga “stabilitas makro ekonomi dan keuangan.”

Keputusan itu meresmikan perjanjian di tingkat staf yang disepakati pada 21 Maret. Kesepakatan itu mempertimbangkan langkah Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa setelah perang berakhir.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut pendanaan baru itu.

“[Pendanaan] Itu sangat penting untuk membantu perjuangan kami melawan agresi Rusia,” kata Zelenskyy melalui Twitter. “Bersama kita mendukung perekonomian Ukraina. Dan kami menuju kemenangan.” [ft/pp]