Imigran Bantu Sesama Navigasi Kehidupan Baru di AS

Sairan Aqrawi, International Transition Coach (kiri) bersama kliennya. (VOA/videograb)

Di Amerika Serikat, ada sebuah profesi yang sangat dihargai para imigran baru. Disebut pembimbing masa transisi atau transition coach, profesi yang satu ini membantu para pendatang menavigasi kehidupan baru di Amerika Serikat, yang mungkin sangat berbeda dibandingkan dengan di negara asal mereka. 

Sairan Aqrawi tahu bagaimana rasanya datang ke Amerika Serikat sendirian, sesuatu yang ia alami ketika tiba di AS dari Irak pada tahun 1997. Karena tidak ingin orang lain mengalami perasaan yang sama, perempuan Kurdi ini akhirnya memutuskan menjadi pembimbing masa transisi.

“Saya tidak memiliki pembimbing ketika saya pertama kali datang ke Amerika Serikat. Butuh waktu bertahun-tahun bagi saya untuk menyadari apa itu pengembangan diri, apa itu pendidikan tinggi, mengapa itu diperlukan untuk mewujudkan cita-cita di sini,” jelas Aqrawi.

Sairan Aqrawi, pembimbing masa transisi (International Transition Coach) bagi para pendatang baru di Amerika Serikat. (VOA/videograb)

Aqrawi berusaha membantu para imigran baru mengatasi gegar sosial dan budaya di AS. Semangatnya adalah membantu mereka menemukan pekerjaan yang bermakna dan menciptakan perasaan bahwa mereka adalah bagian dari Amerika. Kliennya berasal dari berbagai penjuru dunia.

“Saya memiliki klien dari banyak negara. Saya punya klien dari Afrika Selatan. Saya punya klien dari Timur Tengah. Saya punya klien dari Rusia. Saya memiliki klien dari Afghanistan dan negara-negara lain di seluruh dunia,” sebutnya.

Maria Jimena Terceros, Sairan Aqrawi's client. (VOA/videograb)

Maria Jimena Terceros, seorang klien Aqrawi, mengaku, kehadiran pembimbing masa transisi sangat memudahkan hidupnya. Aqrawi membantunya menjawab beberapa hal yang bagi orang Amerika pada umumnya terkesan sepele.

“Bagaimana saya bisa melakukan ini dan itu? Kami tidak punya mobil. Hal pertama, kami harus membeli mobil. Tidak hanya mencari mobil, tapi juga mencari tempat di mana kami akan tinggal. Bagaimana saya harus mencarinya? Bagaimana saya harus memulainya?,” komentarnya.

Apa sesungguhnya hambatan utama bagi para imigran pada umumnya? Menurut Aqrawi, jawabannya adalah bahasa Inggris.

Sairan Aqrawi, International Transition Coach. (VOA/videograb)

“Saya kira bahasa Inggris adalah kendala utamanya. Ketika saya tiba di Amerika Serikat, saya sudah bisa berbicara bahasa Inggris, tetapi tidak lancar,” sebutnya.

Terceros membenarkan pernyataan Aqrawi.

“Seperti yang Anda tahu, saya orang Amerika Latin. Bahasa asli saya adalah bahasa Spanyol. Jadi, itu adalah masalah terbesar bagi saya. Oke, saya harus belajar bahasa Inggris. Saya harus mencari sekolah. Tapi, bagaimana saya bisa memulainya bila tidak ada yang membimbing,” jelas Terceros.

Aqrawi mengungkapkan, tak sedikit imigran yang memutuskan untuk pulang ke negara asal mereka karena sulitnya menavigasi kehidupan di Amerika. Perempuan bergelar sarjana teknik ini bahkan juga pernah nyaris melakukannya beberapa kali.

Your browser doesn’t support HTML5

Imigran Bantu Sesama Navigasi Kehidupan Baru di AS

Aqrawi mengaku, ia tidak lagi merasa cemas dan kini merasa nyaman tinggal di Amerika. Ia ingin semua pendatang baru merasakan apa yang dirasakannnya saat ini.

“Impian Amerika, bagi saya, adalah hidup berdampingan, bahwa kita semua terhubung dalam banyak hal, dan kita semua perlu bersatu dan menjadi satu keluarga untuk menjadikan negeri ini yang terbaik.” [ab/uh]