Imigran Berkontribusi Terhadap Kemakmuran Amerika

Obama melambaikan tangan kepada para pendukungnya, saat kampanye di Puerto Rico (24/05/08)

Data sensus Amerika menunjukkan bahwa menjelang tahun 2050 nanti sepertiga penduduk Amerika adalah keturunan hispanik.

Presiden Barack Obama akan berkunjung ke Puerto Rico bulan ini, kunjungan pertama seorang presiden ke wilayah protektorat Amerika itu dalam waktu 50 tahun.

Puerto Rico adalah kepulauan kecil di Karibia yang tadinya milik Spanyol. Empat juta penduduknya punya kewarga-negaraan Amerika, dan mereka minta perubahan status pulau itu, merdeka atau menjadi negara bagian Amerika.

Kunjungan Obama itu agaknya dikaitkan dengan usahanya memperoleh dukungan warga Amerika keturunan hispanik dalam pemilihan presiden tahun depan. Data sensus Amerika menunjukkan bahwa menjelang tahun 2050 nanti sepertiga penduduk Amerika adalah keturunan hispanik dan 50 tahun kemudian, separuh penduduk Amerika akan punya darah hispanik.

Kata wartawan Juan Gonzalez yang menulis buku berjudul “Harvest of Empire”, meningkatnya jumlah penduduk hispanik itu disebabkan politik luar negeri Amerika sejak puluhan tahun.Ia mengatakan, “Kita tidak akan bisa memahami besarnya jumlah warga hispanik ini di Amerika, tanpa memahami peran yang dimainkan Amerika di negara-negara Amerika Latin sejak lebih dari satu abad. Faktanya adalah, negara-negara yang paling didominasi Amerika itu adalah yang paling banyak mengirim warganya ke Amerika. Contohnya adalah Kuba, Puerto Rico, republik Dominica, san Salvador, Guatemala dan Meksiko.”

Menurut Juan Gonzalez, yang lahir di Puerto Rico, kebanyakan imigran hispanik itu lari ke Amerika karena adanya perang saudara di negara mereka, yang disebabkan campur tangan Amerika.

Gonzalez mengatakan kepada stasiun radio dan televisi Democracynow, “Amerika memainkan peran penting di Guatemala. Pada tahun 1954 dinas intelijen Amerika CIA mengatur kudeta untuk menggulingkan pemerintahan presiden Jacobo Arbenz yang terpilih secara demokratis. Kudeta itu segera disusul oleh perang saudara yang paling ganas dalam sejarah Amerika selatan, yang mengakibatkan banyak warganya mengungsi ke Amerika.”

Pendatang hispanik lainnya ke Amerika adalah orang-orang yang direkrut oleh perusahaan-perusahaan besar dan industri di Amerika, kata Juan Gonzalez.“Yang lainnya datang ke Amerika karena kehadiran mereka diperlukan oleh industri dan pabrik-pabrik. Jadi, pada dasarnya, arus migrasi besar-besaran penduduk hispanik ini adalah untuk memenuhi kebutuhan “kekaisaran” Amerika. Tapi kebanyakan rakyat Amerika sendiri tidak menyadari hal itu, karena mereka tidak merasa bahwa Amerika telah bertindak sebagai suatu “kekaisaran," ujar Gonzalez.

Juan Gonzalez mengatakan kebijakan pemerintah Amerika selama ini yang berusaha mendeportasi jutaan warga gelap hispanik yang tinggal di Amerika telah mengakibatkan demonstrasi-demonstrasi besar.

Ia mengatakan, “Antara bulan Maret dan mei tahun 2006, tiga sampai lima juta orang turun ke jalan-jalan di 150 kota Amerika. Mereka menuntut diakhirinya pengejaran terhadap imigran gelap dan orang-orang yang tidak punya dokumen imigrasi yang jelas. Mereka menuntut supaya diberi kesempatan untuk menjadi penduduk tetap dan nantinya menjadi warga negara Amerika. Tidak lama setelah aksi-aksi demonstrasi itu, pemerintahan Presiden George Bush melancarkan aksi penangkapan besar-besaran imigran gelap yang bekerja di pabrik-pabrik dan industri peternakan dan pertanian.”

Menurut Gonzalez, tindakan ini tidak beda dari yang dilakukan oleh pemerintah Amerika tahun 1930-an dan juga tahun ’50-an terhadap jutaan imigran gelap Meksiko yang tinggal di Amerika.

Gonzalez mengingatkan bahwa kemakmuran Amerika sebagian disebabkan jerih-payah orang-orang hispanik itu, apakah yang masuk ke Amerika dengan resmi atau tidak.