Imigrasi telah menjadi isu yang ramai diperdebatkan di AS, terutama di negara-negara bagian yang dihuni banyak imigran gelap, namun bukan merupakan faktor di New York, tempat tinggal jutaan imigran legal.
Para pemilih Partai Republik di negara bagian tersebut hari Selasa memberikan dukungan mereka kepada kandidat mereka, Mitt Romney, yang bersikap keras terhadap imigrasi ilegal dalam pemilihan pendahuluan.
Mudassar Khan datang ke Amerika dari Pakistan ketika remaja dan sekarang memiliki sebuah toko elektronik di New York City. Dia mengatakan keluarganya menunggu 12 tahun sebelum mendapat izin berimigrasi, tapi dia bersimpati dengan mereka yang berimigrasi secara ilegal.
“Pasti ada keputusasaan di sana sehingga mereka melakukan hal seperti itu,” ungkap Khan.
Khan mengatakan imigrasi ilegal bukan merupakan isu di kalangan imigran dari Asia Selatan di lingkungan sekitar tokonya, tetapi ia sadar dengan dilema yang ditimbulkan oleh imigran ilegal.
“Saya bahkan tidak setuju memberi mereka status legal di sini, tapi harus ada sesuatu di antaranya supaya terdapat keadilan dalam aturan permainan disini,” papar Khan lebih lanjut.
Tapi mendefinisikan keadilan adalah hal yang penuh kontroversi. Kritik mengatakan keberadaan orang asing ilegal melanggar hukum, mengambil lapangan pekerjaan untuk orang Amerika dan mereka harus dideportasi. Pengacara imigrasi keturunan Filipina, JT Mallonga tidak setuju.
"Anda tidak bisa mendeportasi keseluruhan 12 juta orang, atau memenjarakan ke-12 juta orang tersebut. Namun pada saat ini, tidak ada jalan bagi mereka untuk menangani isu-isu hukum dari ijin tinggal mereka,” pungkas Mallonga.
Sebuah RUU yang akan diajukan ke Senat Amerika, the DREAM Act, mengusulkan sebuah jalan menuju kewarganegaraan bagi imigran illegal muda yang menyelesaikan SMA atau yang berdinas di militer. Tapi banyak anggota Partai Republik menentang itu, termasuk kandidat presiden dari Partai Republik, Mitt Romney.
Romney mengatakan, "Saya ingin orang datang ke sini secara legal. Saya akan mengamankan perbatasan dengan pagar, memastikan kita memiliki patroli perbatasan yang cukup untuk mengamankan pagar tersebut, dan saya juga akan menindak majikan yang mempekerjakan orang-orang illegal itu"
Pemerintahan Obama telah mendeportasi sejumlah besar pendatang ilegal, sekitar 400.000 per tahun, dan sebuah studi baru dari Pew Hispanic Center menunjukkan jumlah imigran ilegal Meksiko di Amerika menurun. Tetapi meskipun jika isu imigrasi tetap muncul dalam perdebatan pemilihan presiden, Mudassar Khan memperkirakan tidak banyak yang akan berubah.
"Saya menyaksikan banyak pemilihan. Mereka mengangkat permasalahan itu. Ketika waktunya tiba untuk berbuat sesuatu, tidak ada yang dilakukan. Saya berpendapat, mereka menggunakan isu ini untuk mendapatkan suara, dan setelah pemilihan selesai, mereka mungkin melupakannya dan tidak ada perubahan besar yang terjadi,” papar Khan.
Di New York, siapa pun yang terpilih sebagai presiden, hal itu tidak akan berdampak apa-apa. Bahkan orang-orang Partai Republik mengakui jutaan imigran legal di New York cenderung akan memilih Presiden Obama untuk masa jabatan kedua.
Mudassar Khan datang ke Amerika dari Pakistan ketika remaja dan sekarang memiliki sebuah toko elektronik di New York City. Dia mengatakan keluarganya menunggu 12 tahun sebelum mendapat izin berimigrasi, tapi dia bersimpati dengan mereka yang berimigrasi secara ilegal.
“Pasti ada keputusasaan di sana sehingga mereka melakukan hal seperti itu,” ungkap Khan.
Khan mengatakan imigrasi ilegal bukan merupakan isu di kalangan imigran dari Asia Selatan di lingkungan sekitar tokonya, tetapi ia sadar dengan dilema yang ditimbulkan oleh imigran ilegal.
“Saya bahkan tidak setuju memberi mereka status legal di sini, tapi harus ada sesuatu di antaranya supaya terdapat keadilan dalam aturan permainan disini,” papar Khan lebih lanjut.
Tapi mendefinisikan keadilan adalah hal yang penuh kontroversi. Kritik mengatakan keberadaan orang asing ilegal melanggar hukum, mengambil lapangan pekerjaan untuk orang Amerika dan mereka harus dideportasi. Pengacara imigrasi keturunan Filipina, JT Mallonga tidak setuju.
"Anda tidak bisa mendeportasi keseluruhan 12 juta orang, atau memenjarakan ke-12 juta orang tersebut. Namun pada saat ini, tidak ada jalan bagi mereka untuk menangani isu-isu hukum dari ijin tinggal mereka,” pungkas Mallonga.
Sebuah RUU yang akan diajukan ke Senat Amerika, the DREAM Act, mengusulkan sebuah jalan menuju kewarganegaraan bagi imigran illegal muda yang menyelesaikan SMA atau yang berdinas di militer. Tapi banyak anggota Partai Republik menentang itu, termasuk kandidat presiden dari Partai Republik, Mitt Romney.
Romney mengatakan, "Saya ingin orang datang ke sini secara legal. Saya akan mengamankan perbatasan dengan pagar, memastikan kita memiliki patroli perbatasan yang cukup untuk mengamankan pagar tersebut, dan saya juga akan menindak majikan yang mempekerjakan orang-orang illegal itu"
Pemerintahan Obama telah mendeportasi sejumlah besar pendatang ilegal, sekitar 400.000 per tahun, dan sebuah studi baru dari Pew Hispanic Center menunjukkan jumlah imigran ilegal Meksiko di Amerika menurun. Tetapi meskipun jika isu imigrasi tetap muncul dalam perdebatan pemilihan presiden, Mudassar Khan memperkirakan tidak banyak yang akan berubah.
"Saya menyaksikan banyak pemilihan. Mereka mengangkat permasalahan itu. Ketika waktunya tiba untuk berbuat sesuatu, tidak ada yang dilakukan. Saya berpendapat, mereka menggunakan isu ini untuk mendapatkan suara, dan setelah pemilihan selesai, mereka mungkin melupakannya dan tidak ada perubahan besar yang terjadi,” papar Khan.
Di New York, siapa pun yang terpilih sebagai presiden, hal itu tidak akan berdampak apa-apa. Bahkan orang-orang Partai Republik mengakui jutaan imigran legal di New York cenderung akan memilih Presiden Obama untuk masa jabatan kedua.