India akan Kurangi Seperempat dari Jumlah Pasukan di Kashmir

  • Anjana Pasricha
    Ian Umar

India menempatkan 300-500 ribu pasukan di wilayah Jammu dan Kashmir, namun wilayah ini terus bergolak.

Penarikan pasukan India merupakan tuntutan lama di Kashmir, di mana kehadiran mereka sangat ditentang oleh penduduk setempat.

Pemerintah India mengatakan akan mengurangi seperempat pasukan di wilayah Kashmir. Kawasan yang menghadapi kekerasan pemberontakan separatis selama hampir dua dasawarsa itu adalah salah satu wilayah dengan pasukan militer terbesar di dunia.

Menteri Dalam Negeri G.K. Pillai hari Jumat di New Delhi mengatakan pemerintah berencana untuk menarik 25 persen pasukan yang digelar di Kashmir India selama 12 bulan ke depan.

Pillai mengatakan, “Kami berharap di daerah-daerah berpenduduk, pasukan keamanan seharusnya berkekuatan minim, dan jika mungkin, jika kita bisa mengelolanya dengan polisi lokal maka akan menjadi kondisi yang sangat tepat.”

New Delhi telah berjanji untuk mengupayakan kemungkinan mengurangi pasukan di Kashmir tahun lalu setelah lebih dari 100 orang tewas pada protes yang menyebar luas. Itu adalah kekerasan terburuk yang terjadi di kawasan tersebut sejak kejadian kekerasan pemberontakan muslim separatis. Pemberontakan telah mereda, tapi kawasan itu terus bergolak.

Akibatnya masih terlihat kehadiran tentara dalam jumlah besar di kota-kota di wilayah itu. Pemerintah tidak mengungkapkan jumlah pasti pasukan yang digelar di Jammu dan Kashmir, tetapi diperkirakan antara 300 ribu sampai 500 ribu tentara India.

Warga Kashmir sejak lama menolak kehadiran pasukan India di wilayah mereka.

Penarikan pasukan telah menjadi tuntutan lama di Kashmir, di mana kehadiran tentara sangat ditolak oleh penduduk di wilayah tersebut. Para pengamat mengatakan kehadiran tentara menyulut kemarahan atas kekuasaan India.

Menteri Dalam Negeri Pillai mengatakan jika ada perdamaian di kawasan itu, dan tidak ada kekerasan, maka pemerintah akan memastikan jumlah pasukannya dikurangi sehingga mereka dapat dikerahkan ke perbatasan dengan Pakistan untuk mencegah penyusupan militan Muslim.

Pillai menambahkan, “Itu akan menjadi salah satu dari langkah-langkah perkembangan yang diyakini bahwa penduduk tidak merasa terganggu atas kehadiran para aparat keamanan yang berlebihan selagi menjalani kehidupan sehari-hari mereka.”

Tahun lalu, pemerintah menutup 16 kubu militer di Srinagar, ibukota Kashmir pada musim panas. Pemerintah juga mengatakan, pihaknya mengupayakan pemecahan politik bagi wilayah tersebut dalam beberapa bulan.

Kashmir, satu-satunya wilayah mayoritas Muslim di India terbagi antara India dan Pakistan dan diklaim oleh kedua negara. Mereka telah berperang dua kali atas wilayah tersebut. Proses perdamaian dilakukan oleh kedua negara bertetangga itu yang dimulai tahun 2004 telah gagal menemukan pemecahan.