India dan Jepang menjajaki kerja sama dalam teknologi-teknologi penting, termasuk semikonduktor dan rantai pasokan yang tangguh, sebagai bagian dari rencana untuk mencapai target investasi Jepang sebesar $35,9 miliar di negara tersebut pada tahun 2027, kata para pejabat pada hari Jumat (28/7).
Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar dan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi, bertemu di New Delhi pada hari Kamis. Hayashi sedang dalam kunjungan dua hari ke ibu kota India tersebut.
Mereka juga membahas cara-cara untuk memperdalam kerja sama alutsista.
Perang Rusia di Ukraina telah mengganggu pasokan suku cadang dan bahan baku global yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai produk, mulai dari mobil hingga chip komputer.
Hayashi dan Jaishankar juga menekankan peran penting dari kemitraan yang kuat antara India dan Jepang dalam memastikan kawasan Indo-Pasifik yang terbuka dan makmur, inklusif dan berbasis aturan, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri India.
Kedua negara membahas kerja sama di bawah kerangka multilateral dan plurilateral, termasuk aliansi Quad yang juga mencakup Amerika Serikat dan Australia, kata pernyataan itu. Aliansi tersebut bertujuan untuk melawan tantangan yang berkembang yang ditimbulkan oleh China yang agresif di wilayah tersebut.
Jepang menganggap India sebagai mitra yang sangat diperlukan dalam mencapai Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, kata Hayashi pada pertemuan dengan para pemimpin bisnis dari kedua negara.
Ia mengatakan telah mendorong perusahaan-perusahaan Jepang untuk berinvestasi di 15 sektor utama yang diidentifikasi oleh India telah memenuhi syarat untuk subsidi. Sektor-sektor itu termasuk peralatan telekomunikasi, mobil, dan baterai kimia terapan.
“Semua ini telah menyebabkan pertumbuhan luar biasa dalam investasi Jepang ke dalam teknologi penting seperti peralatan medis, elektronik, dan peralatan listrik rumah tangga,” kata Hayashi.
Jaishankar dan Hayashi sama-sama menyatakan puas atas penguatan kerja sama pertahanan dan keamanan antara kedua negara, termasuk latihan rutin dan pembicaraan antara militer kedua negara, kata pernyataan itu.
Ambisi Perdana Menteri India Narendra Modi untuk membangun industri pembuatan chip berpotensi mengalami kemunduran pada awal bulan ini karena raksasa elektronik Foxconn mundur dari usaha patungan semikonduktor senilai $19,5 miliar dengan konglomerat pertambangan India Vedanta Ltd.
Pada Februari tahun lalu, kedua perusahaan mengumumkan usaha patungan mereka untuk memproduksi chip dan panel display di India.
India telah menjadikan pembangunan sektor pembuatan chip sebagai prioritas nasional sebagai bagian dari kebijakan kemandirian untuk mengamankan pasokan yang stabil.
India dan Jepang berbagi ikatan ekonomi yang kuat. Perdagangan antara kedua negara bernilai $20,57 miliar pada tahun fiskal 2021-2022. [ab/uh]