India dan Jepang, yang berusaha dengan semangat mengontrol dominasi China di Asia, kemungkinan akan mengirim patroli-patroli mereka ke Laut China Selatan atau menjual senjata ke saingan-saingan China menyusul dua pertemuan tingkat tinggi bulan ini.
Menurut sejumlah pengamat, kedua negara Asia itu kemungkinan akan menjual atau menyumbangkan lebih banyak senjata ke negara-negara yang memiliki klaim tumpang tindih dengan China di perairan itu, seperti Vietnam, sehingga bisa membangun pertahanan yang dapat menangkal Beijing.
Gregory Poling, Direktur Prakarasa Transparansi Maritim Asia di Center for Strategic and International Studies (CSIS), mengatakan, Jepang kemungkinan akan memanfaatkan garda pantai dan kapal-kapal angkatan lautnya untuk berpatroli di perairan itu. Tokyo berusaha menunjukkan bahwa perairan itu terbuka meski China mengklaim 90 persen di antaranya. Sementara itu, menurut Poling, India akan melanjutkan eksplorasi minyak dan gas dengan Vietnam di perairan seluas 3,5 juta kilometer persegi itu.
PM Jepang Shinzo Abe bertemu sejawatnya Narendra Modi di India 13 dan 14 September lalu untuk membahas usaha meningkatkan kerjasama keamanan maritim. Senin lalu (18/9), menteri luar negeri kedua negara bertemu Menlu AS Rex Tillerson untuk membahas kebebasan navigasi dan kepatuhan terhadap hukum internasional.
Menurut para pengamat, kedua pertemuan itu ditujukan untuk mengontrol China, termasuk usaha Beijing memperluas klaimya di perairan yang dipertikaiakan itu sejak tahun 2000. Baik India maupun Jepang tidak memiliki klaim wilayah di Laut China Selatan, namun kedua negara mengkhawatirkan perkembangan China untuk menjadi kekuatan ekonomi dan militer terbesar di Asia. [ab/uh]