India mulai mengirimkan rudal jelajah supersonik ke Filipina ketika kedua negara mempererat hubungan pertahanan dan strategi. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara Filipina dengan China, terkait sengketa kelautan di Laut China Selatan.
Rudal BrahMos dibeli oleh Filipina dibawah kesepakatan senilai $375 juta yang ditandatangani pada 2022.
“Sekarang, kita juga mengekspor rudal BrahMos. Bagian pertama dari rudal-rudal ini akan dikirimkan ke Filipina hari ini,” kata Perdana Menteri India, Narendra Modi pada Jumat di tengah kampanyenya.
India dan Filipina telah meningkatkan kerja sama pertahanannya seiring kekhawatiran atas China yang pengaruhnya terlihat jelas semakin dalam di kedua negara.
Ketegangan antara Filipina dan China telah meningkat selama beberapa tahun terakhir saat Beijing, mendasarkan pada hak kesejarahan, menekankan klaim mereka terhadap area di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina. Upaya untuk menyelesaikan kebuntuan militer selama empat tahun yang terjadi antara India dan China, di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan telah membuat sedikit kemajuan.
“Pengiriman rudal BrahMos ke Filipina sendiri bukanlah sebuah perubahan sikap yang penting. Tetapi ide bahwa kami menjadi bagian dari koalisi besar negara-negara termasuk AS di dalamnya, mencoba untuk meningkatkan kekuatan dan menopang keamanan bagi negara-negara yang lebih kecil seperti Filipina. Ini yang kita sebut sebagai strategi kerja kisi-kisi,” kata Sreeram Chaulia, dekan di Sekolah Hubungan Internasional Jindal.
Ketegangan antara Filipina dan China telah meningkat menyusul konfrontasi terbaru antara pasukan penjaga pantai dan kapal-kapal lain dari kedua negara.
Rudal yang dikirim oleh India diproduksi di bawah usaha patungan dengan Rusia. Rudal ini berbasis di darat, dengan sistem antikapal dan memiliki jarak tempuh 290 kilometer. Di bawah kesepakatan yang ada, India akan mengirimkan tiga versi sistem rudal ini, menurut laporan media-media lokal di New Delhi. [ns/uh]