Sekelompok demonstran di New Delhi dipukuli dan didorong ke dalam bus oleh polisi pada hari Jumat (27/12), sewaktu mereka berusaha berdemonstrasi menentang undang-undang baru mengenai kewarganegaraan yang memicu protes nasional dalam beberapa pekan ini.
Sekitar 20-an orang berkumpul di dekat gedung pemerintah Uttar Pradesh di ibu kota, untuk memprotes korban tewas dan tuduhan bahwa polisi bertindak brutal dalam protes di negara bagian di India Utara itu.
Pasukan paramiliter dan polisi dikerahkan dan internet ditutup di distrik-distrik yang mayoritas penduduknya Muslim di Uttar Pradesh, di mana lebih dari 12 orang telah tewas dan lebih dari 1.000 orang ditahan selama protes sejak undang-undang baru itu disahkan parlemen awal bulan ini.
BACA JUGA: Protes atas UU Kewarganegaraan Terus Berlanjut di IndiaUndang-Undang Amendemen Kewarganegaraan dapat mempercepat proses kewarganegaraan bagi penganut Hindu, Buddha, Sikh, Kristen, Jain dan Parsee dari Bangladesh, Pakistan dan Afghanistan yang mayoritas penduduknya Muslim. Sementara itu Muslim dari negara-negara tersebut tidak dicakup dalam undang-undang baru itu.
Para pengecam menyatakan itu melanggar konstitusi sekuler India, dan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Puluhan ribu demonstran telah turun ke jalan-jalan India untuk menyerukan pembatalannya.
Dua puluh tiga orang tewas dalam protes di berbagai penjuru India. Ini menjadi penghalang besar pertama dalam agenda partai nasionalis Hindu pimpinan PM Narendra Modi sejak partainya itu meraih kemenangan besar awal tahun ini, yang membawa Modi kembali berkuasa. [uh/ab]