Pemerintah India telah menaikkan pajak impor emas tiga kali lipat, untuk meredam permintaan yang sangat besar atas logam mulia itu di negara tersebut.
NEW DELHI —
Shobha Dhir akan sedikit mengurangi perhiasan emas untuk pernikahan puterinya akhir tahun ini. Harga logam mulia itu naik 13 persen tahun lalu, dan kenaikan pajak atas impor emas baru-baru ini akan membuat giwang, gelang, dan kalung yang akan dibelinya lebih mahal.
Dhir mengatakan akan harus mengurangi jumlah perhiasan emas yang akan dibelinya, namun tetap akan memberikan perhiasan emas kepada putrinya.
Pemerintah India menaikan pajak impor emas tiga kali lipat tahun lalu untuk meredam pembelian emas di mana logam mulia itu telah lama menjadi hadiah secara adat dalam pernikahan dan acara khusus lainnya.
Kenaikan pajak terakhir dari empat menjadi enam persen dilakukan awal minggu ini dan dibarengi dengan imbauan Menteri Keuangan India P. Chidambaram agar orang mengurangi pembelian emas. Ia mengatakan, India tidak bisa membayar biaya impor yang terlalu mahal.
India tidak menghasilkan emas dan harus mengimpor sekitar 700 ton setiap tahun untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang sangat besar. Biayanya 56 miliar dolar dalam tahun fiskal lalu, atau 11 persen dari keseluruhan impor negara itu.
Guru besar pada Lembaga Keuangan dan Kebijakan Publik, N. Bhanumurthy, mengatakan, biaya impor yang besar ini mengakibatkan defisit perdagangan. Ia mengatakan, emas juga bisa dipandang sebagai investasi yang tidak produktif. “Lebih dari separuh defisit anggaran saat ini diakibatkan oleh impor emas belakangan ini. Dana yang ada seharusnya bisa disalurkan untuk kegiatan investasi. Emas bukan investasi atau tabungan,” paparnya.
Harga emas tertinggi yang tercatat, sekitar 540 dolar per 10 gram, mendorong pengurangan pembelian perhiasan emas, ujar Bubbly Sethi, yang mempunyai toko perhiasan di New Delhi. Ia menuturkan, “Semua pembelian berkurang. Jika sebelumnya orang menghadiahkan enam gelang, sekarang hanya satu gelang. Jika mereka dulu membeli beberapa set perhiasan kalung dan giwang, sekarang jumlahnya lebih sedikit. Perubahan ini semakin nyata.”
Namun para pemilik toko perhiasan mengatakan berkurangnya permintaan secara individu hanya berdampak kecil pada bisnis itu secara keseluruhan. Itu karena jumlah pernikahan meningkat di negara di mana dua pertiga penduduknya berusia di bawah 30 tahun.
Peningkatan permintaan bukan hanya terjadi di kawasan perkotaan. Meningkatnya kemakmuran di pedesaan juga mengakibatkan pembelian yang lebih tinggi karena fasilitas-fasilitas perbankan masih terbatas dan di mana emas dianggap aset yang aman. Wilayah-wilayah pedesaan merupakan pasar besar di negara di mana hidup dua pertiga penduduknya.
Warga India diperkirakan punya sekitar 20.000 ton emas dalam bentuk perhiasan, batangan dan, uang logam.
Dhir mengatakan akan harus mengurangi jumlah perhiasan emas yang akan dibelinya, namun tetap akan memberikan perhiasan emas kepada putrinya.
Pemerintah India menaikan pajak impor emas tiga kali lipat tahun lalu untuk meredam pembelian emas di mana logam mulia itu telah lama menjadi hadiah secara adat dalam pernikahan dan acara khusus lainnya.
Kenaikan pajak terakhir dari empat menjadi enam persen dilakukan awal minggu ini dan dibarengi dengan imbauan Menteri Keuangan India P. Chidambaram agar orang mengurangi pembelian emas. Ia mengatakan, India tidak bisa membayar biaya impor yang terlalu mahal.
India tidak menghasilkan emas dan harus mengimpor sekitar 700 ton setiap tahun untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang sangat besar. Biayanya 56 miliar dolar dalam tahun fiskal lalu, atau 11 persen dari keseluruhan impor negara itu.
Guru besar pada Lembaga Keuangan dan Kebijakan Publik, N. Bhanumurthy, mengatakan, biaya impor yang besar ini mengakibatkan defisit perdagangan. Ia mengatakan, emas juga bisa dipandang sebagai investasi yang tidak produktif. “Lebih dari separuh defisit anggaran saat ini diakibatkan oleh impor emas belakangan ini. Dana yang ada seharusnya bisa disalurkan untuk kegiatan investasi. Emas bukan investasi atau tabungan,” paparnya.
Harga emas tertinggi yang tercatat, sekitar 540 dolar per 10 gram, mendorong pengurangan pembelian perhiasan emas, ujar Bubbly Sethi, yang mempunyai toko perhiasan di New Delhi. Ia menuturkan, “Semua pembelian berkurang. Jika sebelumnya orang menghadiahkan enam gelang, sekarang hanya satu gelang. Jika mereka dulu membeli beberapa set perhiasan kalung dan giwang, sekarang jumlahnya lebih sedikit. Perubahan ini semakin nyata.”
Namun para pemilik toko perhiasan mengatakan berkurangnya permintaan secara individu hanya berdampak kecil pada bisnis itu secara keseluruhan. Itu karena jumlah pernikahan meningkat di negara di mana dua pertiga penduduknya berusia di bawah 30 tahun.
Peningkatan permintaan bukan hanya terjadi di kawasan perkotaan. Meningkatnya kemakmuran di pedesaan juga mengakibatkan pembelian yang lebih tinggi karena fasilitas-fasilitas perbankan masih terbatas dan di mana emas dianggap aset yang aman. Wilayah-wilayah pedesaan merupakan pasar besar di negara di mana hidup dua pertiga penduduknya.
Warga India diperkirakan punya sekitar 20.000 ton emas dalam bentuk perhiasan, batangan dan, uang logam.