Pemburu gelap memanfaatkan banjir di India Timur dengan menembak dan mengambil cula empat badak, menewaskan tiga diantaranya.
Para pejabat India menyelidiki pembunuhan brutal beberapa badak langka di taman nasional yang dilanda banjir di India timur.
Pihak berwenang mengatakan pemburu gelap menembak dan mengambil cula empat badak dalam dua hari ini, menewaskan tiga di antaranya di Taman Nasional Kaziranga di negara bagian Assam.
Dalam serangan Rabu (26/9), pemburu gelap menembak badak itu, kemudian memotong cula, hidung dan bagian telinganya. Dokter hewan berusaha menyelamatkan hewan yang terluka itu, tapi mengatakan kemungkinannya untuk selamat sangat tipis.
Kaziranga, yang luasnya 430 kilometer persegi, adalah tempat bagi sebagian besar dari 3.000 lebih badak bercula satu di dunia.
Para pejabat mengatakan banjir di Assam telah memaksa hewan-hewan itu mencari tempat yang lebih tinggi, sehingga lebih sulit melindunginya dari pemburu gelap. Cula badak dijual di Asia dan diminati karena dilaporkan memiliki manfaat medis dan khasiat seksual.
Menteri Lingkungan Hidup dan Hutan India Jayanthi Natarajan memerintahkan penyelidikan atas pembunuhan badak itu yang harus rampung dalam waktu seminggu.
Pihak berwenang mengatakan pemburu gelap menembak dan mengambil cula empat badak dalam dua hari ini, menewaskan tiga di antaranya di Taman Nasional Kaziranga di negara bagian Assam.
Dalam serangan Rabu (26/9), pemburu gelap menembak badak itu, kemudian memotong cula, hidung dan bagian telinganya. Dokter hewan berusaha menyelamatkan hewan yang terluka itu, tapi mengatakan kemungkinannya untuk selamat sangat tipis.
Kaziranga, yang luasnya 430 kilometer persegi, adalah tempat bagi sebagian besar dari 3.000 lebih badak bercula satu di dunia.
Para pejabat mengatakan banjir di Assam telah memaksa hewan-hewan itu mencari tempat yang lebih tinggi, sehingga lebih sulit melindunginya dari pemburu gelap. Cula badak dijual di Asia dan diminati karena dilaporkan memiliki manfaat medis dan khasiat seksual.
Menteri Lingkungan Hidup dan Hutan India Jayanthi Natarajan memerintahkan penyelidikan atas pembunuhan badak itu yang harus rampung dalam waktu seminggu.