Biarpun saluran-saluran diplomatik dan perdagangan terbuka antara India dan Pakistan, perundingan terkait sejumlah isu seperti terorisme dan sengketa wilayah Kashmir yang berlarut-larut masih mandeg.
Bentrokan berbulan-bulan di perbatasan antara wilayah Kashmir yang dikuasai India dan dikuasai Pakistan telah mereda dalam beberapa minggu ini, tetapi ketegangan terus mengganggu hubungan bilateral. Prospek perang di kawasan itu, yang bisa berubah menjadi perang nuklir, terus dikhawatirkan dunia internasional.
Dalam minggu-minggu terakhir, Pakistan mengujicoba sebuah misil balistik yang diklaim mampu mengangkut hulu ledak nuklir ke bagian manapun di India. Pakistan juga memamerkan senjata nuklir taktis baru seperti misil balistik Nasr yang punya jarak tempuh hanya 60 kilometer.
Pakistan berkeras senjata nuklir mereka telah mencegah pecahnya perang lagi dengan India dan membantu mempertahankan stabilitas di kawasan itu.
Namun, berbicara kepada VOA, dutabesar India untuk Pakistan T.C.A Raghavan menepiskan pernyataan itu dan mengatakan penambahan jumlah senjata nuklir Pakistan bukan cara untuk membangun kepercayaan.
“Saya percaya cara untuk maju adalah membina kepercayaan politik, membahas masalah terkait terorisme dan ekstremisme. Menambah persenjataan atau persaingan persenjataan atau meningkatkan jumlah tentara yang siap dikerahkan tidak menyelesaikan masalah-masalah mendasar itu,” kata Raghavan.
Pakistan awal bulan ini mengumumkan sedang merundingkan pembelian delapan kapal selam dari China yang bisa dilengkapi dengan senjata nuklir.
Pakistan menegaskan ekspansi persenjataan nuklir mereka bisa dibenarkan karena India, kata mereka, memiliki strategi yang disebut Cold Start. Strategi itu, menurut Pakistan, adalah untuk melancarkan serangan militer konvensional yang cepat di wilayah Pakistan kalau terjadi lagi serangan teror seperti di Mumbai tahun 2008.
Tujuan utama strategi India itu adalah untuk menghalangi militer Pakistan menggunakan senjata nuklir.
Berbicara baru-baru ini dalam konferensi nuklir di Washington, penasihat senior pemerintah Pakistan Jenderal Purnawirawan Khalid Kidwai menegaskan bahwa pengembangan senjata nuklir taktis jarak pendek negaranya telah menetralisir strategi India tersebut.
Kidwai, yang lama mengelola persenjataan nuklir Pakistan, mengatakan program nuklir negaranya sangat spesifik untuk menghadapi India. Ia juga mengatakan ujicoba misil Shaheen-3 mereka baru-baru ini adalah untuk menandingi kemampuan India membalas serangan nuklir. Misil itu diperkirakan mampu membawa hulu ledak nuklir hingga jarak 2.750 kilometer.
India telah mengatakan penggunaan senjata nuklir apapun oleh Pakistan akan dibalas secara besar-besaran.