Indonesia akan meningkatkan impor bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi yang berkualitas tinggi sebanyak 600.000 barrel pada Desember, untuk membantu memenuhi permintaan yang naik empat kali lipat menyusul kenaikan harga-harga BBM bersubsidi, menurut seorang pejabat sektor energi, Selasa (18/11).
Presiden Joko Widodo pada Senin menaikkan harga-harga bensin premium dan solar yang disubsidi lebih dari 30 persen untuk membantu mendanai agenda reformasinya, langkah yang diharapkan dapat menghemat anggaran pemerintah sampai Rp 140 triliun tahun depan.
Pertamina berharap lebih banyak konsumen beralih menggunakan BBM non-subsidi karena perbedaan harga sekarang kurang dari Rp 2.000 per liter.
"Kami akan menambah dua sampai tiga kargo BBM non-subsidi pada Desember," ujar Direktur Pemasaran dan Perdagangan Pertamina, Hanung Budya, pada wartawan, menambahkan bahwa satu karbo sama dengan 200.000 barrel.
Permintaan BBM non-subsidi diperkirakan naik sekitar 10.000 kiloliter per hari dalam tiga bulan, dari sekitar 2.500 kiloliter saat ini, menurut Hanung. Pertamina memiliki cukup stok BBM non-subsidi untuk sekitar lima minggu, ujarnya.
Hanung juga mengatakan Pertamina berencana mengurangi harga-harga BBM non-subsidi dalam satu atau dua hari ke depan untuk menyelaraskan dengan penurunan harga minyak mentah sebanyak 30 persen sejak Juni.
Meski ada kenaikan harga, Indonesia diperkirakan masih melewati target anggaran untuk konsumsi BBM bersubsidi sebanyak 46 kiloliter tahun ini, ujar Hanung.
"Masih akan ada defisit sekitar 1,7 juta kiloliter," ujarnya. (Reuters)