Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi pada Jumat (20/12) di Jakarta telah menyaksikan penandatanganan Perjanjian Pemberian Bantuan Hibah kepada Myanmar yang disalurkan melalui Sekretariat ASEAN.
Penandatanganan pemberian hibah tersebut dilakukan oleh Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dan pihak Sekretariat ASEAN diwakili oleh R.M. Michael Tene, Deputy Secretary General of ASEAN for Community and Corporate Affairs.
Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN bulan lalu di Ibu Kota Bangkok, Thailand, Presiden Joko Widodo mengulangi kembali kesiapan Indonesia untuk mendukung Myanmar dalam penyelesaian masalah di Negara Bagian Rakhine. Presiden Joko Widodo juga menyampaikan harapannya agar pemulangan pengungsi Rohingya ke Rakhine bisa dilaksanakan.
Sesuai kesepakatan, Indonesia memberikan dana Rp 7,5miliar kepada pemerintah Myanmar dan disalurkan serta dikelola oleh Sekretariat ASEAN melalui tim pendukung ad hoc.
BACA JUGA: Menlu Retno Sampaikan Krisis Kemanusiaan di Rakhine, Myanmar dalam Sidang Majelis Umum PBBSebagai bagian dari komitmen kata Retno, Indonesia telah merampungkan pembangunan rumah sakit di Rakhine dan Rumah Sakit Indonesia tersebut sudah diserahkan kepada pemerintah Myanmar. Indonesia berharap rumah sakit ini bisa membantu melayani kesehatan bagi semua masyarakat di Rakhine dan lebih jauh lagi mendorong proses rekonsiliasi di sana.
Menurut Retno, Indonesia meyakini tim pendukung ad hoc dari Sekretariat Jenderal ASEAN akan memperkuat peran ASEAN dalam memfasilitasi pemulangan para pengungsi Rohingya secara sukarela, aman, dan bertabat kembali ke Rakhine. Melalui tim ad hoc tersebut, ASEAN bisa berperan lebih besar dalam membangun rasa saling percaya antara Myanmar dan Bangladesh dalam upaya repatriasi pengungsi Rohingya.
Dia menekankan bagi Indonesia ASEAN adalah satu-satunya pilihan untuk berkontribusi dalam menyelesaikan konflik di kawasan Asia Tenggara.
Your browser doesn’t support HTML5
"Kita perlu berupaya lebih keras dan secara bersama-sama untuk segera mewujudkan repatriasi (pengungsi Rohingya). Karena itulah ASEAN akan tetap relevan untuk memelihara perdamaian, stabilitas, keamanan di kawasan kita. Inilah satu-satunya cara bagi ASEAN bisa berkontribusi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat ASEAN," kata Retno.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi mengatakan kesepakatan penyerahan hibah bagi pemulangan pengungsi Rohingya ini merupakan sebuah capaian luar biasa dalam upaya bersama buat mendukung pemerintah Myanmar dalam memfasilitasi proses repatriasi dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di Rakhine.
"Kesepakatan (pemberian hibah dari Indonesia untuk repatriasi pengungsi Rohingya) ini akan meningkatkan kepercayaan diri ASEAN dalam upaya menyelesaikan krisis kemanusiaan di sana (Rakhine) di sana, " ujar Lim.
Hibah ini merupakan hibah pertama yang diberikan kepada Myanmar oleh negara anggota ASEAN di luar kerangka bilateral. Sebelumnya, Indonesia juga telah memberikan beberapa bantuan hibah ke negara-negara di Asia Pasifik, seperti Fiji, Nauru, Tuvalu, dan Kepulauan Solomon. Keseluruhan hibah tersebut mencapai US$ 14,8 juta. [fw/lt]